Foto Emrus sihombing
MONITOR, Jakarta – Sebelum dan hingga kini berlangsungnya masa kampanye Pemilu 2019 masih ada pesan komunikasi ujaran kebencian, hoax, dan isu-isu miring yang seolah dialamatkan kepada pemerintah atau kinerjanya. Padahal, semua tuduhan itu sangat tidak berdasar. Pesan komunikasi semacam ini sangat bisa berpotensi menggerus kepercayaan terhadap pemerintah dari sebagian anggota masyarakat yang belum kritis.
Tentu ini tidak boleh dibiarkan. Harus ada upaya dari seluruh komponen bangsa, utamanya pemerintah, lebih khusus lagi semua Biro Humas & Informasi di setiap Kementerian dan Instansi Pemerintah, untuk “mengubur” segala bentuk pesan komunikasi yang tidak produktif tersebut.
Derasnya arus pesen komunikasi yang sama sekali tidak baik, bisa saja diatasi dengan counter (“perlawanan”) pesan berbasis fakta, data, bukti dan argumentasi yang rasional. Counter semacam itu sangat bagus, bisa membangun peradaban komunikasi di tengah masyarakat. Namun, saya pastikan, upaya tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama menjelaskan kepada publik bahwa ujaran kebencian, hoax, dan isu-isu miring yang seolah dialamatkan kepada pemerintah atau kinerjanya, tidak benar adanya.
Seperti arus banjir bandang sangat deras, amat sulit menghambat dengan membangun tanggul setangguh apapun di tengah banjir sedang terjadi. Cara yang efektif dengan metode mengalihkan dan memecah arus banjir deras ke berbagai arah. Di satu sisi, efek banjir mampu dieliminir. Di sisi lain, berbagi sumberdaya air diserap lahan yang lebih luas.
Analogi mengatasi arus bajir tersebut sangat bisa diadopsi oleh pemerintah pusat menghadapi arus ujaran kebencian, hoax, dan isu-isu miring, yang menurut saya, belum terkelola dengan baik, menjadi hal yang produktif.
Padahal, ada resources komunikasi yang dimiliki oleh pemerintah pusat yang sama sekali belum maskimal dikelola dan sangat powerfull menjadi tirai penutup (“mengubur”) berbagai isu miring di atas, yaitu potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh semua Biro Humas & Informasi di setiap Kementerian dan Instansi Pemerintah di bawah Presiden.
Semua resources komunikasi tersebut telah mendapat alokasi dana APBN, memiliki sumberdaya manusia dan sejumlah perangkat teknologi komunikasi yang sudah sangat mumpuni dibanding dengan teknologi yang boleh jadi dimiliki oleh penyebar isu yang tidak berdasar tersebut. Jadi, tidak perlu ada pengalokasian dana baru dari APBN. Yang dibutuhkan manajemen dan leadership bidang komunikasi.
Untuk itu, menurut saya, sudah sangat urgent pemerintah melakukan evaluasi kinerja semua Biro Humas & Informasi di setiap Kementerian dan Instansi Pemerintah. Atas evaluasi tersebut, perlu melakukan koordinasi dan revitalisasi fungsi Biro Humas dan Informasi semua Kementerian dan Instansi Pemerintah di bawah Presiden sebagai tirai penutup dari berbagai ujaran kebencian, hoax dan miring, yang boleh jadi mungkin berkembang di sisa masa kampanye ke depan, dengan melakukan program komunikasi yang berbasis fakta, data, bukti, argumentasi rasional dan kemasan yang menarik sebagai berikut:
MONITOR, Banten - Melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau Posko…
MONITOR, Jakarta - Saudara kembar tidak selalu harus kuliah di perguruan tinggi yang sama. Ihsan…
MONITOR, Jakarta - Halal bihalal menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia pada momen Idulfitri. Menag…
MONITOR - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang juga guru besar Fakultas Perikanan dan…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.194.225 kendaraan kembali ke wilayah…
MONITOR, Jakarta - Kemenag menegaskan bahwa semua biaya untuk Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama…