PEMERINTAHAN

Kemendes PDTT raih Penghargaan Kemenkeu Dua Tahun Berturut-turut

MONITOR, Jakarta – Dalam dua tahun terakhir, secara berturut-turut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan karena mampu menyajikan laporan keuangan dengan standar terbaik di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Sekretariat Jenderal Kemendes PDTT di Jakarta, Kamis (31/1).

Menurutnya, Kemendes PDTT adalah salah satu kementerian yang paling cepat melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.

“Alhamdulillah dengan komitmen dan kerja keras kita (pegawai Kemendes PDTT), penyerapan kita meningkat tajam dari 69 persen pada tahun 2015 menjadi 94 persen pada 2018,” ungkapnya.

Tak hanya penyerapan, Menteri Eko juga mengatakan bahwa Kemendes PDTT dalam dua tahun terakhir berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Padahal sebelumnya, Kemendes PDTT mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) bahkan nyaris disclaimer.

“Tata kelola arsip kita naik dari rangking 82 menjadi rangking 6. Layanan publik meningkat dari nilai 54 menjadi 96, atau naik dari rangking 70 sekian menjadi rangking 4 pada tahun 2018. Dua tahun berturut-turut mendapatkan opini WTP dari BPK. Ini tidak lepas dari kerja keras, konsisten, dan komitmen dari seluruh pegawai Kementerian Desa,” ungkapnya.

Menteri Eko mengatakan, Kemendes PDTT memiliki tugas besar dalam mengentaskan kemiskinan dan mengatasi kesenjangan. Menurutnya, isu kemiskinan dan kesenjangan penting diperhatikan, untuk meminimalisir timbulnya permasalahan sosial dan politik.

“Kekuatan ekonomi Indonesia saat ini berasa pada nomor 15 dunia. Tapi tahun 2014 itu masih 27 juta masyarakat yang miskin, lebih dari 20 ribu desa masih tertinggal, dan 37,2 anak mengalami stunting. Presiden selalu mengingatkan, pertumbuhan ekonomi yang pesat, yang tidak dibarengi pengurangan kemiskinan, kesenjangan, akan menimbulkan masalah sosial, politik, yang akhirnya tidak bisa membangun,” terangnya.

Di sisi lain menurutnya, untuk meningkatkan kualitas kerja, Kemendes PDTT dalam dua tahun terakhir rutin melakukan pelatihan peningkatan kapasitas manajemen terhadap pegawai. Pelatihan tersebut meliputi manajamen, kepemimpinan, accounting, dan marketing.

“Akunting penting, supaya adimistrasi tidak berantakan. Marketing juga penting. Karen kalau produknya bagusnya kayak apa, nggak akan laku kalau tidak bisa me-market-kan,” ujarnya. [Adv]

Recent Posts

Pelatih Indra Sjafri Panggil 37 Pemain untuk Ikuti TC Tim U-20 di Jakarta

MONITOR, Jakarta - Tim U-20 Indonesia kembali menjalani pemusatan latihan (TC) di Jakarta mulai Minggu…

4 jam yang lalu

Menag Lantik Rektor IAIN Takengon dan IAIN Sorong

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hari ini, Senin (29/04/2024)melantik Rektor Institut Agama…

6 jam yang lalu

Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan Kementerian LHK 2024

MONITOR, Jakarta – Pertamina Group berhasil memboyong 8 penghargaan pada ajang Festival Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan…

7 jam yang lalu

KORNAS PJN Gelar Doa Bersama Pasca Penetapan Prabowo-Gibran oleh KPU

MONITOR, Pemalang - Koordinator Nasional Pergerakan Jiwa Nusantara (KORNAS PJN) menggelar acara doa bersama dan…

8 jam yang lalu

Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

MONITOR, Jakarta - Wacana kenaikan tarif Commuter Line oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menempatkan masyarakat Jabodetabek pada tantangan…

8 jam yang lalu

Kemenpora Dukung Gelar Nobar Timnas Indonesia U-23, Tapi Tidak Boleh Dikomersilkan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) merespons soal isu pelarangan…

9 jam yang lalu