POLITIK

Pengamat IPI Sebut Hoaks Bagian dari Pembunuhan Karakter

MONITOR, Jakarta – Hoaks dalam bahasanya berarti; “Hacus” atau mengelabui dan berita bohong serta tak benar. Ini termasuk salah satu character assassination (pembunuhan karater) terhadap seseorang.

Hal tersebut dikatakan Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie dalam diskusi yang digelar Perkumpulan Gerakan Kebangsaan dan Indonesian Public Institute di Pancoran, Jakarta, Kamis (10/1/2019) pekan lalu.

Menurut Jerry, ada empat tempat ini perlu pembinaan sebagai langkah preventif terhadap hoaks. Pertama, rumah (home), disini fungsi orang-tua membentuk anaknya agar terhindar dari hoaks. Kedua, tempat ibadah baik masjid dan gereja. Fungsi para tokoh agama untuk memberikan arahan moral. Ketiga, Lingkungan (Environment) sangat menentukan lantaran home pergaulan dengan orang yang suka hoaks otomatis penyakit ini akan menular. Keempat, sekolah dan universitas (School and University). Di tempat inilah fungsi guru dan dosen mengajar bahaya hoaks.

Dalam pilpres kali ini, kata Jerry, hoaks dengan dibuat maupun diciptakan untuk merusak kredibiltas seseorang terutama capres dan cawapres.

“Saya lihat ini sengaja dimainakan dengan cara menyerang bahkan mempengaruhi electoral agar tidak memilih capres itu,” kata dia.

Jerry pun menggolongkan hoaks yakni, hoaks internal (sengaja dilakukan timsesnya dengan cara menebar fake news (berita bohong) dengan tujuan menjatuhkan lawan politik. Adapula hoaks eksternal, dimana ini pemainnya adalah lawan politik dari si calon tersebut.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, ini bisa disebut “ridiculous circle” (lingkaran setan).

“Hoaks pertama dilakukan pada tahun 1808, dimana dilakukan oleh para pesulap dengan mengelabui penontonnya. Facebook saja beberapa waktu lalu menutup 30 ribu akan hoaks. Bukan itu saja, setiap tahun ada 8000 kasus kasus hoaks, serta laporan yang masuk tahun 2017 lalu dan ditangani polisi sekitar 3325 kasus,” ucap Jerry.

Dia menambahkan, kasus hoax mirip hate speech (ujaran kebencian) yang terjadi di Indonesia, sudah berada pada stadium 4 seperti penyakit kanker.

“Saya prediksi lapor melapor terkait berita hoaks akan terus merajalela setelah debat capres. Dan ini sulit dihentikan. Jokowi terus diserang lewat isu PKI dan Cina. Sedangkan Prabowo isu HAM,” ujarnya.

Recent Posts

Kemenag Dorong Takmir Fungsikan Masjid sebagai Wadah Jaminan Sosial

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mendorong para takmir agar memperluas fungsi masjid menjadi wadah…

29 menit yang lalu

Mahasiswa UNIDA Gontor Sukses Wujudkan Wisata Lebah Digital Pertama di Indonesia

MONITOR, Ponorogo - Sebuah gagasan sederhana di tangan mahasiswa berubah menjadi karya besar yang menginspirasi.…

2 jam yang lalu

Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Catat Kenaikan PNBP Signifikan di 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) mencatat capaian gemilang dalam penerimaan negara bukan…

2 jam yang lalu

Pemerintah Dorong IKM Pangan Penuhi Standar Produksi Bersih dan Aman

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat daya…

6 jam yang lalu

Menag: Kesantunan Lahir dari Pesantren dan Lembaga Keagamaan di Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa kesantunan dan keramahan bangsa Indonesia…

7 jam yang lalu

KMA 1543 Tahun 2025 Terbit, BLU UIN Jakarta Resmi Kelola Satuan Pendidikan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama RI resmi menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) RI Nomor 1543…

15 jam yang lalu