Ilustrasi gambar minuman keras
MONITOR, Flores – Wacana pelegalan minuman keras (miras) oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, menuai reaksi dari berbagai elemen masyarakat. Sejak digulirkan pada bulan November 2018 lalu, muncul beragam tanggapan.
Ada yang mendukung, ada juga yang menolak wacana tersebut. Salah satu kelompok yang menolak pelegalan miras tersebut adalah Pemuda Islam Lohayong Solor Flores (Pilosof).
Ketua Pemuda Pilosof Fahmi Lamarobak menilai, miras yang selama ini beredar lebih banyak mendatangkan mudharat (keburukan) daripada manfaatnya. Menurutnya, melegalkan miras sama dengan memberikan ruang lebih besar bagi peredaran di NTT, dan tentunya akan merusak generasi muda.
Selain itu, upaya pelegalan miras di NTT tentu akan mencederai nilai-nilai toleransi antar umat beragama. “Masyarakat NTT sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Memberikan ruang untuk peredaran miras jelas akan mencederai nilai-nilai toleransi itu sendiri. Sebagai umat muslim kami sangat terganggu dengan pelegalan miras di NTT,” ujar Fahmi, Jumat (4/1).
Untuk itu, Pilosof meminta pemerintah NTT harus mengkaji lebih dalam sebelum memutuskan rencana pelegalan miras.
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri pertemuan kelompok parlemen negara-negara yang mendukung…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi V DPR Irine Yusiana Roba Putri mengecam keras pelecehan seksual…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri rapat kelompok parlemen yang mendukung Palestina…
MONITOR, Jakarta - Rumah Tamadun, UMKM binaan Rumah BUMN Pertamina Pekanbaru sekaligus pemenang Pertamina UMK…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini menyiapkan program pesantren ramah lingkungan. Terobosan ini menjadi…
MONITOR, Jakarta - Dalam perdagangan internasional dan geoekonomi, setiap negara biasanya fokus pada kepentingan nasionalnya…