Jumat, 26 April, 2024

PSI: Sandi Berbohong, 70 Persen Bangun Tol Cipali dari Utang

MONITOR, Jakarta – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor Urut 02 Sandiaga Uno (Sandi) mengatakan dirinya membangun proyek tol Cikopo-Palimanan tanpa berutang. Juru Bicara PSI Bidang Ekonomi, Industri dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo menilai Sandi telah melakukan pembohongan publik.

“Faktanya, sebanyak 70 persen pembiayaan jalan tol tersebut berasal dari utangan. Sebanyak 30 persen dari equity atau modal sendiri,” ujar Rizal melalui rilis yang diterima MONITOR, Kamis, 3 Januari 2019. Menurutnya, equity pun tidak ada yang jamin seratus persen dari kocek sendiri.

Bisa saja, equity dari pihak ketiga atau utangan juga. “Hari gini, mana ada pengusaha bangun tol pakai duit sendiri. Bang Sandi jangan tipu-tipu publik dengan informasi yang salah,” ujar Rizal.

Sebelumnya Sandi mengatakan, perusahaannya membangun Cikopo-Palimanan 116 kilometer tanpa utang sama sekali. Namun faktanya, pendanaan tol tersebut berasal dari modal sendiri sebanyak 30% dan sisanya sebesar 70 persen berasal dari pinjaman sindikasi perbankan yang dipimpin oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Pembangunan tol Sandi tersebut berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol yang diamandemen pada 27 Oktober 2011. Total nilai investasi tol sebesar Rp 12,56 triliun dengan masa konsesi 35 tahun.

- Advertisement -

Rizal mengatakan, sebanyak 22 bank dipimpin BCA dan Bank DKI memberikan komitmen pinjaman sindikasi sebesar Rp 8,8 triliun. “Saya kira Mas Sandi tidak mengalami amnesia atas utangnya sendiri. Ini sengaja melakukan pembohongan publik. Ada target tertentu,” ucap dia.

Tak hanya itu, PSI juga menduga keterlibatan Sandiaga Uno di tol Cikopo-Palimanan melalui PT Lintas Marga Sedaya (LMS), operator tol tersebut hanya sebagai makelar investor asing. “Dugaan kita Sandi hanya makelar masuknya dana-dana asing. Pemilik semestinya adalah Malaysia,” ucap Rizal.

Sebagaimana diketahui LMS merupakan perusahaan patungan perusahaan perusahaan Malaysia, Plus Expressways Berhard 55 persen dan PT Bashkara Utama Sedaya (BUS) sebanyak 45 persen. Sementara, BUS merupakan konsorsium terdiri dari PT Interra Indo Resources, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Baskhara Lokabuana.

Interra Indo Resources merupakan anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) di mana Sandi memegang sebagian saham perusahaan tersebut.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER