MEGAPOLITAN

Pemprov DKI Ingin Jadikan JPO di Ibu Kota Kekinian

MONITOR, Jakarta – Gubernur Jakarta Anies Baswedan punya konsep yang modern dalam membangun keberadaan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Ibukota. Orang nomor satu di Jakarta ini ternyata ingin merubah konsep keberadaan JPO di Jakarta dengan konsep moderen atau kekinian.

JPO dengan konsep kekinian yang dimaksud Anies, salah satunya nanti bisa dilihat di kawasan Sudirman tepatnya di depan Gedung Ratu Plaza.

Dengan anggaran Rp 56 miliar, sedikitnya saat ini ada 3 JPO yang sedang direvitalisasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Anies pun beralasan, kalau pembangunan JPO dengan model kekinian tersebut guna menunjang nilai estitika

“Tiga JPO yang sedang direvitalisasi ini nantinya tidaj hanya berfunsi untuk penyebrangan saja tetapi juga lebih dari itu yakni memiliki fungsi estetika,” kata Anies saat meninjau salah satu JPO keninian yang ada di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa sore (4/11).

Menurut Anies, pembangunan JPO kekinian itu ditargetkan rampung akhir bulan Desember 2018 ini. Khusus kawasan Sudirman Anies memastikan pembangunannya menjadi prioritas utama yang ramah pejalan kaki.

“Jadi nanti rancangannya, desainnya akan membuat suasana di jalan sudirman ini menjadi jauh lebih baik. Mudah-mudahan revitalisasi ini, kalau menurut jadwal tadi, akhir bulan ini akan selesai, sehingga akhir tahun nanti sudah bisa dilihat hasilnya,” tukasnya.

Diinformasikan, adapun ketiga JPO yang dibangun dengan konsep lebih modern ini menghabiskan biaya sebesar Rp 56 miliar.

Dengan rincian biaya pembangunan JPO Ratu Plaza Rp 17,4 miliar, JPO Gelora Bung Karno Rp 18,5 miliar, dan JPO Polda Metro Jaya Rp 19,3 miliar. Biaya belasan miliar rupiah untuk satu JPO itu termasuk pemasangan lift, instalasi listrik, dan penerangan dengan sistem panel surya.

Ongkos ini diperkirakan dari harga satuan perencanaan pembangunan JPO tahun 2018 oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Dalam biaya itu juga tercatat, di tiap JPO akan dipasang masing-masing lima kamera pemantau (CCTV).

Di samping itu, terdapat biaya konsultan untuk melakukan survei tiga JPO sebesar Rp1 miliar. Rinciannya, Rp957 juta untuk jasa personel, Rp10 juta untuk pembuatan dokumen atau laporan, dan pajak pertambahan nilai 10 persen sebesar Rp96 juta.

Recent Posts

Puan Tegaskan Tak Boleh Ada Toleransi Sedikitpun untuk Kekerasan Seksual di Kampus

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan tidak boleh ada toleransi bagi praktik…

1 jam yang lalu

Tarif Listrik Melonjak Pasca Kebijakan Potongan, DPR Pertanyakan Transparansi Subsidi

MONITOR, Jakarta - Belakangan ramai keluhan dari masyarakat yang mengaku tagihan listrik bulan ini melonjak…

3 jam yang lalu

Di Forum Parlemen Dunia, Wakil Ketua BKSAP Dorong Optimalisasi Peran Perempuan pada Proses Perdamaian

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana…

5 jam yang lalu

Timnas RI U-17 Lolos ke Piala Dunia, Puan: Garuda Muda Harapan dan Kebanggaan Seluruh Rakyat Indonesia

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Timnas Sepak Bola…

5 jam yang lalu

Diapresiasi, Dukungan DPR untuk Isu Krisis Kemanusiaan Myanmar di Forum Global

MONITOR, Jakarta - Inisiasi DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) terkait isu krisis…

5 jam yang lalu

Prof Rokhmin Ingatkan Kepala Daerah Jujur dan Akurat Laporkan Stok Pangan ke Presiden RI

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, mengingatkan para kepala daerah,…

6 jam yang lalu