SOSIAL

Gara-gara Limbah, Ridwan Kamil Prihatin Banyak Ikan Mati di Laut

MONITOR, Bandung – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara mengenai dampak limbah yang belakangan ini mencemari lautan. Kang Emil, demikian sapaannya, mengaku prihatin atas cueknya masyarakat yang kerap membuang sampah sembarangan, baik di jalanan maupun di selokan.

Dampaknya, sambung Emil, limbah tersebut akan bergerak menuju muara sungai hingga ke laut lepas sehingga berpotensi merusak ekosistem laut. Misalnya, kata Emil, sampah tersebut akan dimakan ikan-ikan yang bingung termasuk ikan paus.

“Kamu dengan cueknya buang sampah ke jalan atau selokan terus ilang? Nggaklah. Itu sampah pindah ke sungai, terus bergerak berakhir dan mencemari lautan. Terus dimakan ikan-ikan yang bingung, salah satunya Ikan Paus. Ikan-ikan tadi pada mati dengan menyedihkan,” cetus Emil dalam laman Instagramnya, Rabu (21/11).

Mantan Walikota Bandung ini mengingatkan, agar warganya berhenti mengotori lingkungan serta membuang sampah pada tempatnya. “Mari stop kotori lingkungan. Buanglah sampah pada tempatnya,” tegas Emil.

seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan mati terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan mati terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin, 19 November 2018. Ironisnya, isi perut bangkai paus berisi sampah plastik.

Tim Taman Nasional bersama WWF, dan tim dosen Akademi Komunikasi Kelautan dan Perikanan (AKKP) Wakatobi saat datang ke lokasi, bangkai paus sepanjang 9,5 meter dan lebar 4,37 meter itu sudah mulai membusuk.

Dari hasil identifikasi tim menemukan berbagai sampai di dalam perut paus tersebut. Diantaranya, yaitu gelas plastik seberat 750 gram (115 buah), plastik 140 gram (19 buah), botol plastik seberat 150 gram (4 buah), kantong plastik seberat 260 gram (25 buah).

Selain itu juga ada sampah kayu seberat 740 gram (6 potong), sandal jepit dua buah dengan berat 270 gram), karung nilon seberat 200 gram (1 potong), dan tali rafia seberat 3,2 kilogram (lebih dari 1.000 potong).

“Total sampah mencapai 5,9 kilogram,” ujar Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi Heri Santoso dalam keterangannya, Senin, 19 November 2018.

Recent Posts

Ribuan Guru Ikuti Uji Pengetahuan PPG Mapel Umum 2025

MONITOR, Jakarta - Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Uji…

7 jam yang lalu

Kemenperin Tegaskan Pentingnya Transparansi dan Konsistensi Industri Tekstil Nasional

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan pentingnya transparansi, kepatuhan administratif, serta konsistensi strategi bagi…

13 jam yang lalu

Pembahasan RUU Haji Perlu Segera Disahkan di Paripurna DPR

MONITOR, Jakarta - Menanggapi pembahasan RUU Haji, Pakar Hukum Unusia, Erfandi menyatakan bahwa pembahsan revisi…

15 jam yang lalu

Prediksi Susunan Pemain Persija vs Malut United, Belum Terkalahkan!

MONITOR, Jakarta - Persija Jakarta bakal menjamu Malut United pada pekan ketiga Super League 2025/2026. Laga…

16 jam yang lalu

Delegasi Parlemen Eropa Kagum Cara Indonesia Merawat Kerukunan

MONITOR, Jakarta - Delegasi Parlemen Eropa yang dipimpin Ketua Komite HAM, Arkadiusz Mularczyk, mengungkapkan kekaguman…

17 jam yang lalu

DPR Nilai Swasembada Beras Jadi Indikator Keberhasilan Swasembada Pangan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman menegaskan bahwa tercapainya…

18 jam yang lalu