STORI

Saat Paris Dihajar Serangan Teror Membabi-buta

MONITOR – Aksi penyerangan brutal terjadi di Paris, Perancis, pada 13 November 2015 silam. Malam itu, suasana kota Paris sangat mencekam. Dalam durasi yang berdekatan malam itu, setidaknya ada tujuh serangan yang dilancarkan kelompok ekstrimis untuk menebar teror.

Malam yang mencekam itu diwarnai aksi serangan terorganisir, penembakan massal, bom bunuh diri hingga drama penyanderaan yang terjadi di Paris, Perancis dan Saint-Denis, kota pinggiran sebelah utara. Dimulai pukul 21:16 waktu setempat, terjadi enam penembakan massal dan tiga bom bunuh diri terpisah dekat Stade de France.

Stade de France menjadi lokasi bom bunuh diri pertama yang dilancarkan teroris. Lalu sekitar pukul 21:20 terdengar suara tembakan di Rue Bichat. Tak berselang lama kira-kira sepuluh menit kemudian, tepat pukul 21:30 bom bunuh diri kedua terjadi di Stade de France.

Pukul 21:45, sedikitnya empat pria tak dikenal memasuki teater Bataclan di arondisemen Paris ke-11 dan memulai aksi penembakan secara brutal. Tanpa penutup wajah, tiga orang diantaranya melepaskan tembakan secara membabi buta ke kerumunan penonton. Semua berteriak histeris saat peluru ditembakkan. Saat itu, Band rock Amerika Serikat Eagles of Death Metal saat itu sedang pentas di sana. Jesse Hughes, vokalis utamanya, keluar gedung lewat belakang panggung. Sekitar 60 sampai 100 orang pun ditawan.

Korban yang selamat dari serangan ini mengatakan, pelaku teror sempat menyebutkan Suriah. Mereka berjumlah lima atau enam pelaku. Polisi dan tim medis yang tiba di lokasi kejadian pun ikut diserang.

Penembakan juga terjadi di Rue de Charonne pada pukul 21:50, dilanjutkan aksi bom bunuh diri ketiga kalinya di Stade de France. Sedikitnya 10 orang cedera atau tewas dalam ledakan di bar dekat Stade de France di kota pinggiran Saint-Denis. Presiden Perancis, François Hollande, sedang menghadiri pertandingan persahabatan sepak bola antara Perancis dan Jerman. Hollande segera diungsikan dari stadion dan bertemu Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve.

Aksi penyanderaan ini berakhir sekitar pukul 0:58 CET. Kepolisian Perancis melaporkan bahwa kurang lebih 129 orang tewas, 89 diantaranya di teater Bataclan. 352 orang lainnya cedera dalam serangan ini, termasuk 99 penderita luka serius.

Recent Posts

Kementerian UMKM Dorong Pemanfaatan Teknologi untuk Hilirisasi Gambir di Sumbar

MONITOR, Padang - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendorong percepatan hilirisasi komoditas gambir…

38 menit yang lalu

Politisi PDIP Usulkan Kewajiban Jaminan Sosial dalam RUU PPRT

MONITOR, Jakarta - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Selly Andriany, menekankan pentingnya jaminan sosial…

1 jam yang lalu

9.000 Lebih Mahasiswa Baru UIN Jakarta Ikuti PBAK

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta membuka rangkaian Pengenalan Budaya Akademik…

3 jam yang lalu

Polemik Royalti Musik, DPR Sebut Revisi UU Hak Cipta Sudah Masuk Prolegnas

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menegaskan bahwa permasalahan polemik royalti…

3 jam yang lalu

Menag Ajak Kepala Daerah Perkuat Dukungan ke Penyuluh Agama

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk memperkuat dukungan…

6 jam yang lalu

Transformasi Babek TNI Menjadi Balog TNI, Perkuat Sistem Logistik

MONITOR, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) resmi menandai babak baru dalam sistem dukungan logistik…

15 jam yang lalu