PERTANIAN

Kurangi Penggunaan Pestisida Kimia, Petani Beralih Budidaya Tanaman Sehat

MONITOR, Jakarta – Hingga saat ini, petani masih mengandalkan pestisida kimia untuk mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di lahan usaha taninya. Pestisida dinilai ampuh dan cepat membunuh hama sehingga selalu menjadi pilihan petani dalam pengendalian OPT di lapangan.

Tanpa disadari petani, aplikasi pestisida kimia dapat menyebabkan resistensi serangga hama terhadap bahan aktif pestisida tersebut.

Hal ini baru mulai disadari dan dipahami oleh petani setelah beberapa kali terjadi puso akibat serangan OPT terutama wereng sebagaimana terjadi beberapa waktu yang lalu baik di Karawang, Subang, Bekasi, dan beberapa wilayah lainnya di sepanjang Pantura.

Yanuardi selaku Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan, mengatakan bahwa Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan telah mengajak petani setempat untuk kembali melakukan pengamatan OPT secara rutin mulai sejak persemaian hingga panen serta mendorong petani untuk menerapkan budidaya tanaman sehat.

Melalui budidaya tanaman sehat, petani dikenalkan kembali tentang proses pengolahan tanah yang baik dengan penambahan zat penetral PH tanah, pupuk organik, penggunaan varietas unggul tahan OPT, seleksi dan perlakuan benih menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH), pengaturan pola tanam jajar legowo, pengamatan rutin sejak persemaian, pengelolaan OPT menggunakan APH, serta penanaman tanaman refugia guna meningkatkan keanekaragaman musuh alami di lahan usaha taninya.

Sesuai data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, pada Tahun 2018, Kementan mengalokasikan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi seluas 23.000 ha yang tersebar di 21 Provinsi. Kegiatan dem area sendiri telah dimulai sejak Tahun 2017 di beberapa daerah endemis dan potensial serangan WBC dan virus kerdil rumput/hampa di enam Provinsi sentra produksi padi (Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) seluas 13.610 ha.

Walaupun membutuhkan waktu, namun beberapa petani yang 2 musim tanam sebelumnya mengalami gagal panen atau puso mulai dapat merasakan panen kembali terutama di daerah-daerah endemis wereng batang coklat.

“Pengalaman ini menjadikan petani percaya dan perlahan-lahan mulai beralih ke budidaya tanaman sehat,” pungkas Yanuardi.

Recent Posts

Resmi Ditutup, Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah Perkokoh Peran Perempuan Muda Berkemajuan

MONITOR, Jakarta - Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah yang berlangsung pada 4–6 September 2025 di Kota…

4 jam yang lalu

Direktur KSKK Sebut Tata Kelola Madrasah Didesain Efektif, Tercermin pada KBC

MONITOR, Jakarta - Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Nyayu Khodijah, menegaskan bahwa…

12 jam yang lalu

Menag Ajak Umat Teladani Kepribadian Nabi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk meneladani kepribadian Nabi Muhammad…

1 hari yang lalu

Dipimpin Puan, Reformasi DPR Diawali Gebrakan Progresif

MONITOR, Jakarta - Langkah DPR RI berbenah diri di bawah kepemimpinan Ketua DPR Puan Maharani…

1 hari yang lalu

Nadiem jadi Tersangka, JPPI: Pendidikan Harus Dibersihkan dari Gurita Korupsi

MONITOR, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji mengatakan penetapan Eks Mendikbudristek…

1 hari yang lalu

Gagal Lolos Parlemen, Mardiono Dinilai Tak Layak Pimpin PPP Lagi

MONITOR, Jakarta - Politisi senior PPP Jakarta yang juga eks Anggota DPRD DKI Jakarta dua…

1 hari yang lalu