Kamis, 25 April, 2024

Peluang Ekspor Kacang Hijau di Masa Depan

MONITOR, Jakarta – Potensi pengembangan kacang hijau Indonesia masih terus menjadi andalan bagi petani tanaman pangan. Disamping harga yang stabil, menguntungkan serta berumur pendek (55 – 65 hari), kacang hijau mampu tumbuh di lahan tidak subur. Cara budidayanya pun mudah dan minim biaya perawatan.

Menurut Direktur Aneka Kacang dan Umbi DItjen Tanaman Pangan Kementan, Ali Jamil, pada masa gadu (musim kering) di sebagian wilayah Indonesia, petani bisa memiliki pilihan untuk menanam kacang hijau sebagai tanaman sela antara musim kemarau ke musim hujan berikutnya.

“Pada musim kemarau kacang hijau bisa tumbuh di pematang sawah. Jadi sambil menunggu musim hujan petani dapat bertahan dengan hasil tanaman kacang hijau. Ini yang menjadi tantangan kita mengoptimalkan produksi kacang tanah dengan memanfaatkan lahan yang ada,” ungkapnya.

Peningkatan produksi kacang hijau dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti persilangan, budidaya, dan penggunan varietas unggul, tambah Ali Jamil. Perkembangan produktivitas kacang hijau selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung meningkat sebesar 1,09%, sedangkan luas panen dan produksi berfluktuasi dan cenderung menurun masing-masing sebesar 2,97% dan 1,97%.

- Advertisement -

Berdasarkan data Angka Tetap (ATAP) BPS produksi kacang hijau tahun 2017 sebesar 241.332 Ton. Meskipun begitu, Secara nasional ekspor kacang hijau dalam bentuk segar bulan Januari-Agustus tahun 2018 telah mencapai 11.652 ton, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 11.244 ton pada periode sama. Atau mengalami peningkatan sebesar 412 ton.

Bahkan sejak tahun 2015, Kementan telah melakukan pelepasan ekspor kacang hijau sebesar 60 ribu ton yang diproduksi CV. Hasil Tani Sejahtera Gresik. Untuk periode tahun 2018 CV. Hasil Tani Sejahtera Gresik juga telah melaksanakan ekspor sebesar 675 ton dan segera akan dikirim lagi pada akhir Oktober sebesar 200 ton ke Philiphina. Kacang hijau yang di ekspor dengan bentuk biji besar yang nantinya akan dimanfaatkan menjadi taoge, bahan kue dan bubur.

Ekspor kacang hijau ini diperoleh dari petani di Kabupaten Gresik, Sumenep, Demak, Purworejo dan DIY dengan harga beli di tingkat petani berkisar Rp. 11.000,- sampai 13.500,-/kg. Selain itu, perusahaan tersebut bekerjasama dengan KTNA Gresik dan bermitra dengan Gapoktan di Kecamatan Benjing dan Dawar Kabupaten Gresik untuk menggunakan lahan pengembangan kacang hijau. Dengan luas lahan sekitar 800 ha diperoleh hasil produksi 1,3 – 1,8 ton.

Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Tanaman tetap berusaha mendorong produksi kacang hijau melalui bantuan pemerintah kepada kelompok tani seluas 5000 hektar di 5 propinsi sentra produksi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa tenggara Timur dan Sulawesi Selatan pada tahun 2018 dan akan ditingkatkan di tahun 2019 seluas 6500 hektar. Bantuan tersebut digunakan untuk perbaikan budidaya dan perbaikan varietas berupa benih dan saprodi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER