MONITOR, Jakarta – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Kamis kemarin (27/9) kembali mengeluarkan rilis survei Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin mengungguli suara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di seluruh pulau di Indonesia.
“Kita bagi pertarungan di pulau besar, kita bagi Indonesia jadi pulau yang ada,” ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, di gedung Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/9/2018).
Ardian menjelaskan secara umum pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul di seluruh pulau besar di Indonesia dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Di Jawa, Jokowi menang 52,6 persen.
Menanggapi survei tersebut, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahean mengaku tak ambil pusing. Ia bahkan menuding survei itu tak lebih dari sekedar jualan untuk mencari makan. “Tidak masalah lembaga survei mengunggulkan Jokowi, biarkan saja, mereka sedang cari makan karena itu profesi mereka. Jadi biarkan orang cari makan dengan profesinya,” ujar Ferdinand kepada wartawan, Jum’at (28/9/2018).
Ferdinand bahkan berseloroh dengan mengatakan biarkan saja Jokowi menjadi Presiden Survei, sedangkan Prabowo menjadi presiden yang sebenarnya. “Jadi, biarkan saja Jokowi jadi presiden (hasil) survei, nanti 2019 Prabowo yang akan jadi presiden baru pemimpin rakyat,” katanya.
Ferdinand menjelaskan, bahwa masih kuat di ingatan publik, bagaimana ‘jualan survei’ pada Pilkada serentak 2017 dan 2018 lalu telah membuat mereka sudah tidak layak dipercaya. “Masyarakat tentu paham betul bahwa lembaga survei ini sekarang tak layak dipercaya lagi. Karena realitas pilkada yang lalu mereka terbukti tidak sesuai realita,” ungkap itu.