MEGAPOLITAN

PSI Jakarta Tolak Cawagub Koruptor

MONITOR, Jakarta – Polemik pengganti Wakil Gubernur DKI Jakarta hingga kini belum usai. Kedua kubu, Gerindra dan PKS, masih tidak sepakat menyorongkan siapa yang pantas menjadi orang kedua di DKI Jakarta.

Padahal, banyak masalah dan persoalan di DKI Jakarta yang harus cepat diselesaikan. Dengan belum adanya Wagub, dapat dipastikan, pengelolaan pemerintahan di DKI Jakarta pincang sebelah.

Menanggapi itu, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andi Anggana, menilai berlarutnya pencarian calon pengganti Wagub DKI dapat mengorbankan kepentingan warga. Kebijakan yang seharusnya cepat ditangani, kata Andi, menjadi terhambat karena fokus pejabat legislatif dan eksekutif terpecah.

“Ini merugikan publik. Perhatian pejabat daerah, khususnya eksekutif dan legislatif jadinya kursi Wagub. Padahal banyak persoalan yang belum beres di Jakarta,” tuturnya.

Juru bicara PSI DKI Jakarta ini juga mengomentari adanya nama dari salah satu partai yang menyorongkan mantan napi korupsi untuk Wagub DKI. Menurutnya, sangat bertolak belakang, di saat semua pihak menginginkan legislatif dan eksekutif bersih, tapi ada partai yang mendorong mantan napi korupsi untuk jadi pejabat publik.

“Logika pemberantasan korupsinya dimana? Kita semua berjuang anti korupsi, lah ini, sudah pernah ketahuan dan di hukum, kok ya diperjuangin jadi Wagub. Kapan Indonesia bersih dari korupsi dong?” ujarnya mengkritik.

Meski secara UU, mantan napi korupsi yang tidak dijerat 5 tahun atau lebih, boleh mencalonkan diri sebagai pejabat publik. Namun secara etis dan ghirah anti korupsi, kata Caleg DPRD DKI Jakarta ini, mendorong napi bekas koruptor menodai semangat anti korupsi di Indonesia.

“Moralitas publik seperti terinjak-injak. Masih banyak putra putri terbaik bangsa. Masa kita memilih pejabat publik yang bekas menjahati publik sendiri, logikanya dimana?” imbuhnya.

Alumnus FISIP UIN Jakarta ini mendesak agar DPRD DKI Jakarta dan pihak lainnya menolak mantan napi korupsi diangkat jadi Wagub DKI Jakarta. “Ini bukan like dan dislike. Ini murni ingin menjaga marwah pejabat eksekutif di Ibukota Indonesia ini bersih dari hal yang berbau korupsi,” katanya.

Menurutnya, persoalan ini harus menjadi perhatian publik luas dengan intensitas tinggi agar ke depan para pejabat publik di seluruh Indonesia bersih sedari awal hingga akhir masa jabatannya.

Recent Posts

Di Forum Parlemen Bela Palestina, Puan Desak Israel Hentikan Serangan di Gaza

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri rapat kelompok parlemen yang mendukung Palestina…

17 menit yang lalu

Dari Limbah Jadi Harapan, Rumah Tamadun Ubah Limbah Jadi Lapangan Kerja

MONITOR, Jakarta - Rumah Tamadun, UMKM binaan Rumah BUMN Pertamina Pekanbaru sekaligus pemenang Pertamina UMK…

4 jam yang lalu

Kemenag Siapkan Program Pesantren Ramah Lingkungan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini menyiapkan program pesantren ramah lingkungan. Terobosan ini menjadi…

10 jam yang lalu

Partai Gelora: Indonesia Bisa Berselancar Dalam Kebijakan Tarif Dagang Trump

MONITOR, Jakarta - Dalam perdagangan internasional dan geoekonomi, setiap negara biasanya fokus pada kepentingan nasionalnya…

10 jam yang lalu

Dukungan Pertachem Dalam Hilirisasi Industri Strategis Nasional Menuju Swasembada Energi

MONITOR, Jakarta - Sebagai bagian dari komitmen nasional menuju swasembada energi dan penguatan industri hilir…

11 jam yang lalu

Presiden Jokowi dan Prabowo Komitmen Tinggi Bersama Wapresnya Berantas Korupsi dan Mafia Pangan

MONITOR, Jakarta - Menanggapi beredarnya potongan video pidato Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri…

17 jam yang lalu