MONITOR, Jakarta – Masyarakat Indonesia memperingati hari ozon internasional yang jatuh pada Minggu, 16 September 2018.
Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengambil tema ‘Keep Cool and Carry On Montreal Protocol’.
1. Sobat hijau, KLHK melalui @ditjenppiklhk menyelenggarakan Peringatan Hari Ozon Internasional 2018 dengan tema “Keep Cool and Carry On Montreal Protocol” di kawasan Car Free Day (CFD) Jakarta, pada hari Minggu (16/9).#KLHK #saveozon#partisipasirakyat pic.twitter.com/XpsC2tUoM5
— Kementerian LHK (@KementerianLHK) September 16, 2018
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ruandha Agung Sugardiman mengungkapkan pentingnya upaya pemeliharan ozon.
Oleh karena itu, masyarakat umum diharapkan dapat berperan aktif menjaga lingkungan khususnya melalui penggunaan barang-barang yang ramah ozon.
Ia menjelaskan ada beberapa bahan perusak ozon seperti CFC, Halon, Karbon Tetraklorida, dan Metil kloroform telah dihentikan penggunaannya.
Kandungan tersebut umumnya ada pada air conditioner atau pendingin ruangan dan lemari pendingan.
“Pada saat ini, hanya tinggal dua kelompok BPO yang masih digunakan yaitu HCFC dan Metil Bromida. Namun, konsumsi kedua kelompok BPO itu diatur dan dikendalikan Pemerintah,” ujar Ruandha, di Bundaran HI, Minggu (16/9).
Dalam acara Peringatan Hari Ozon Internasional 2018 dengan tema kampanye “Keep Cool and Carry On Montreal Protocol” atau “Tetap Dingin dan Lanjutkan Upaya Perlindungan Lapisan Ozon Melindungi Bumi Pertiwi.
Tidak hanya menyosialisasikan penggunaan barang-barang ramah ozon bagi masyarakat, pemerintah.
Ruandha, juga mendorong industri untuk mengganti lini mesin produksinya dengan menggunakan bahan alternatif yang tidak merusak ozon. Sekaligus mempromosikan prinsip “BROCCOLI” (Bebas Bromine, Chlorine, dan Pro-Climate Change).
“Dunia usaha perlu mempertimbangkan aspek kompetitif serta aspek keamanan dan keselamatan jika menggunakan bahan kimia tersebut. Itu karena bahan yang bersifat “BROCCOLI” pada umumnya bersifat mudah terbakar, beracun, atau memiliki tekanan operasi yang tinggi,” terang dia.