MONITOR, Bogor – Bogor menjadi salah satu daerah penyebaran dan perbanyakan benih padi Inpari 40 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
Selain Bogor, terdapat beberapa daerah lain yang menjadi sebaran benih varietas unggul baru ini, seperti Cirebon, Jawa Tengah, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan beberapa provinsi di pulau Sumatera.
Inta Suminta merupakan salah satu petani yang terlibat dalam perbanyakan varietas unggul baru ini. Warga desa Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat ini menanam Inpari 40 di lahan seluas satu hektar. Inta mengaku kaget karena padi yang ditanamnya memasuki masa panen meski umurnya belum mencapai 100 hari.
“Alhamdulillah padi ini panen lebih cepat, padahal biasanya butuh waktu 120 hari untuk panen,” ungkapnya pada Rabu (29/8/2018).
Selain umur padi yang pendek, Inta pun mengaku puas dengan produktivitas yang mencapai 9,6 ton per hektar. Jumlah tersebut diakui mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jenis padi lain yang pernah ditanam sebelumnya.
“berdasarkan hasil ubinan kemarin, panennya sebanyak 9,6 ton. Hasil ini naik dari panen sebelumnya sebanyak 8,6 ton per hektar,” jelas Inta.
Inta bercerita, tingginya produktivitas padi yang ia tanam tak lepas dari perawatan yang ia lakukan. Menurutnya padi jenis apapun yang ditanam jika tidak diiringi dengan perawatan maka hasilnya tidak akan maksimal.
Salah satu aspek yang paling diperhatikan Inta selama menanam Inpari 40 adalah pupuk. Untuk satu hektar lahan, ia menyiapkan empat kwintal pupuk yang terdiri dari Urea, TSP, dan KCL.
“Pemupukan harus seimbang. Saya mupuk sebanyak tiga kali, pertama pemupukan dasar, kedua saat usianya 15 sampai 25 hari, terakhir pada usia 30 hari. Alhamdulillah hasilnya maksimal,” ujar Inta.
Pada kesempatan ini, Inta pun mengucapkan terimakasih kepada Balitbangtan yang telah memecayainya untuk mengembangkan Inpari 40. Besar harapannya agar petani lain dapat mengikuti dan merasakan keuntungan yang ia peroleh.