MEGAPOLITAN

AJI: Media yang Tak Imbang Soal #2019GantiPresiden Harus Dilaporkan

MONITOR, Jakarta – Ketua Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Jakarta, Asnil Bambani, menilai bahwa gerakan #2019GantiPresiden merupakan salah satu bagian dari kebebasan berekspresi. Namun ia menuturkan, jika mengandung unsur ujaran kebencian tetap perlu dilaporkan.

“Hastag ini adalah hak kebebasan berekspresi, tapi kalau ada cacian makian dan hujatan tidak benar, maka silakan laporkan saja,” kata Asnil pada diskusi bertema ‘Menakar Peran Media, Antara #2019GantiPresiden Vs Persatuan Bangsa’ di Up2Yu Cafe Hotel Ibis Cikini, Jakarta, Senin (27/8).

Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa media ‘bodong’ di era saat ini menjadi gaung hoax terhadap #2019GantiPresiden. Tidak jarang beberapa media tersebut memberikan informasi yang berbeda dengan media massa yang terbilang besar.

“Ada kasus beberapa situs di salah satu media mainstream, menerbitkan berita A, oleh media-media underbow gerakan #2019GantiPresiden diolah seakan-akan itu sesuai dengan mereka dan di-publish di media mereka. Saat tersebar, banyak warga yang bingung apakah ini berita hoax atau tidak,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengimbau agar masyarakat melaporkan berita yang dirasa tak berimbang terlebih terkait dengan gerakan #2019GantiPresiden.

Tak hanya itu, jika sebuah media besar terus menerus menyerukan gerakan tersebut dan berbau propaganda pun perlu dilaporkan.

“Kalau itu hanya ada di media propaganda yang tidak terdaftar di Dewan Pers laporkan ke polisi. Jadi jangan bikin kontranarasi yang malah menimbulkan konflik-konflik baru,” tutur Asnil.

Sementara itu, pengamat politik dari Indonesia Initiative Instititute (IPI) Karyono Wibowo menilai bahwa gerakan tersebut merupakan salah satu propaganda politik yang miskin narasi.

“#2019GantiPresiden adalah propaganda politik yang miskin narasi. Itu menurut saya kalau hastag itu digunakan untuk tujuan meningkatkan elektabilitas kandidat lain selain jokowi maka menurut saya adalah propaganda politik ecek-ecek,” ucap Karyono di kesempatan yang sama.

Ia meyakini bahwa perolehan suara Capres Joko Widodo (Jokowi) sebagai penantang dari gerakan #2019GantiPresiden akan tetap di atas meski ada serangan dari gerakan tersebut. Jika hal tersebut benar, dikatakan oleh Karyono, menjadi fatamorgana dan sia-sia.

“Kalau hastag itu digunakan untuk gerus elektabilitas Jokowi itu jelek sekali dan percuma sekali. Apalagi selisih antara Jokowi dan Probowo berada di 20-an persen. Itu perbuatan fatamorgana dan sia-sia,” sebutnya.

Recent Posts

Wanti-wanti DPR Soal Anggaran MBG Harus Jadi Warning Bagi BGN

MONITOR, Jakarta - Wanti-wanti DPR RI kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menggunakan anggaran jumbo…

2 jam yang lalu

Universitas Islam Depok Tandatangani Letter of Intent dengan Universitas Sains Islam Malaysia

MONITOR, Kuala Lumpur - Universitas Islam Depok (UID) dan Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) menandatangani…

3 jam yang lalu

Timwas DPR Pastikan KBIH Terlibat dalam Revisi UU Haji dan Umrah

MONITOR, Makkah - Ketua Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan pentingnya pelibatan…

3 jam yang lalu

Kementerian PU Dukung Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu dan Berkelanjutan 2030

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mendukung pengurangan dan pengelolaan sampah yang terpadu,…

6 jam yang lalu

Gelar FGD, Kemenag dan LD PBNU Susun Panduan Masjid Ramah Lingkungan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU)…

7 jam yang lalu

Kemenperin Terus Perluas Akses Pasar IKM Perhiasan

MONITOR, Bandung - Kementerian Perindustrian terus mendorong industri perhiasan di dalam negeri agar semakin inovatif…

12 jam yang lalu