Jumat, 22 November, 2024

Komoditas Pertanian Berkontribusi Kecil terhadap Inflasi Juli 2018

MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis Perkembangan Angka Inflasi bulan Juli 2018. Pada Juli 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,14. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Tercatat, kelompok bahan makanan pada Juli 2018 yang hanya memberi andil terhadap inflasi tersebut sebesar 0,17%. Komoditas pertanian yang sempat mengalami kenaikan harga pada Juli 2018 yakni telur ayam ras dan daging ayam ras, akan tetapi andilnya terhadap inflasi relatif kecil, yaitu masing-masing 0,08% dan 0,07%.

Tentang hal ini, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Kariyasa mengatakan andil komoditas pertanian terhadap kenaikan inflasi Juli 2018 tersebut dapat dibilang sangat kecil. Pasalnya, yang memberikan andil cukup besar hanya komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras, sementara komoditas pertanian lainya justru memberikan andil yang dominan terhadap deflasi.

“Komoditas pertanian yang dominan memberikan andil deflasi itu seperti bawang merah sebesar 0,05%, cabai merah sebesar 0,02%, daging sapi 0,01%, bawang putih 0,004%, kentang 0,002%, wortel 0,002%, papaya 0,0025%, kelapa 0,003% ” demikian dikatakan Ketut Kariyasa di Jakarta, Kamis (2/8/2018).

- Advertisement -

Lebih lanjut Ketut Kariyasa menyebutkan di bulan Juli kemarin, memang terjadi sedikit kenaikan harga beras, namun andilnya terhadap inflasi sangatlah kecil yakni 0,001. Hal ini terlihat dari jika dibandingkan andil beras terhadap bulan Januari dan Februari 2018 lalu tentu sangat jauh. Andil beras terhadap inflasi bulan Januari sebesar 0,24% dan Februari sebesar 0,04%.

“Jadi, secara keseluruhan, andil komoditas pertanian terhadap inflasi di bulan Juli 2018 ini sangatlah kecil. Artinya harga pangan secara keseluruhan masih stabil. Adapun kenaikan telur dan ayam bulan lalu, itu karena rantai pasok. Namun harganya saat ini kian menurun,” sebutnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER