BUMN

Reaksi SPPGE Atas Akuisisi Pertagas oleh PGN

MONITOR, Jakarta – Penandatanganan Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) antara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan PT Pertamina (Persero) terkait akuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) membuat pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pertamina Geothermal Energy (SPPGE) marah.

Ketua Umum SPPGE, Bagus Bramantio meniali akuisisi Pertagas oleh PGN bukanlah hal tepat, pasalanya Pertagas yang merupakan anak usaha pertamina sahamnya 100 persen milik pertamina, sedangkan PGN merupakan perusahaan yang 43 persen sahamnya dimiliki oleh publik, dimana 82 persen saham publik tersebut sudah jatuh ke investor asing.

“Baha tingkat kesehatan perusahaan, produktifitas dan profitabilitas Pertagas lebih baik dibandingkan dengan PGN. Jadi menurut kami aneh jika pemerintah melego kepemilikan 51 persen saham Pertamina di Pertagas kepada perushaan publik,” kata Bagus Bramantio di Jakarta, Kamis (19/7).

Menurutnya, valuasi saham Pertagas rentan terhadap permainan rekayasa oknum pemburu rente dan pihak swasta atau asing yang berkepantingan untuk mengeruk keuntungan bisnis nasional.

“Keputusan untuk mengambil langkah akuisisi dari tiga opsi aksi korporasi terkesan terburu-buru, tidak transparan dan tanpa kajian yang komprehensif,” tegas Bagus.

Lebih lanjut, Bagus menegaskan SPPGE menolak akuisisi Pertagas oleh PGN, serta menuntut agar CPSA di batalkan, serta seluruh akuisisi tersebut di hentikan. Selain itu, pihaknya menuntut dibentuknya kembali Direktorat Gas.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengaku mendukung langkah yang dilakukan oleh serikat pekerja PGE. Alasannya, aksi yang dilakukan tersebut merupakan upaya untuk menyelamatkan PT Pertamina.

“Tujuan aksi mereka ini menyuarakan terkait dengan kondisi keuangan pertamina, bahwa saat ini kondisi keuangan pertamina lagi berdarah-darah. Dengan begitu federasi bisa tau sehingga mereka bisa mengambil sikap untuk menyelamatkan Pertamina,” ungkapnya.

Menurut Mamit, aksi korporasi dengan cara mengakusisi anak usaha Pertamina oleh PGN memiliki kekhawatiran yang luar biasa, karena bisa saja kedepan Pertamina bernasib seperti Indosat.

“Ini dimulai dengan upaya pelemahan-pelemahan terhadap Pertamina, terutama pada sektor keuangan. Dan harapannya melalui aksi ini direksi dan pemerintah bisa mendengar, sehingga ada upaya penyelamatan terhadap Pertamina,” terang Mamit.

Recent Posts

Kloter KJT 28 Tutup Layanan Makkah, Jemaah Terkonsentrasi di Madinah

MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan haji di Makkah hari ini berakhir ditandai pelepasan jemaah kloter…

7 jam yang lalu

Soal Illegal Fishing, Prof Rokhmin Desak KKP Ambil Langkah Total Football

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, melontarkan kritik tajam dalam…

10 jam yang lalu

Marak Kasus Virus Hanta, Puan Minta Tindakan Cepat dan Terpadu Hadapi Ancaman Zoonosis

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti temuan sejumlah kasus virus Hanta tipe…

13 jam yang lalu

Intoleransi Berujung Kasus Pidana di Sukabumi, DPR Ingatkan Beribadah Hak Setiap Warga

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding menyampaikan keprihatinan atas insiden pembubaran…

14 jam yang lalu

Kemenag Siapkan Monev KIP 2025, Optimistis Raih Hasil Maksimal

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama mulai mempersiapkan pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap layanan informasi…

16 jam yang lalu

Prof Rokhmin Minta Kementan Agar Tak Terobsesi pada Angka Produksi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyampaikan kritik tajam soal…

16 jam yang lalu