POLITIK

PKS : Apa yang perlu ditakutkan dari Yusuf Supendi?

MONITOR, Jakarta – Salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yusuf Supendi memutuskan menjadi calon anggota legislatif (Caleg) dari PDIP.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan keputusan Yusuf Supendi bergabung dengan partai berlambang banteng tersebut merupakan keputusan panjang dan melalui penelitian lama.

“Sudah penelitan lama dan konsultasi dengan ibunya. Dari hasil itu, beliau menyatakan gabung dengan PDIP. Sekali lagi, kami buka pintu itu,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/7).

Hasto menjelaskan, kalau Yusuf sendiri pernah berdiskusi panjang lebar mengenai rekam jejak perjuangan Soekarno dan Islam setelah bertatap muka dengan Yusuf. Oleh karena itu, pria berkacamata minus ini mengaku, kalau partainya itu memerlukan sosok penghubung untuk memperjuangkan dialektika Soekarno dengan nafas Islam.

“Setelah ketemu langsung, beliau juga baru tahu gimana perjuangan Bung Karno dan Islam. PDIP perlu jembatan untuk komunikasikan dialektika Bung Karno untuk nusantara dan Islam,” katanya.

Berangkat dari hal tersebut, ia menegaskan, bahwa dalam penjaringan bacaleg PDIP tetap mengedepankan dengan sosok ketokohan yang didasari desain kepartaian. Maka dari itu, dengan tegas ia mengatakan PDIP tak tergoda dengan fenomena ‘transfer pemain’.

“Karena itulah PDIP tidak tergoda untuk melakukan transfer pemain. Yang kami benar-benar ke depankan, pendekatan ketokohan dengan desain kepartaian lebih dahulu,” tegasnya.

Menanggapi kepindahan Yusuf Supendi tersebut, politikus PKS Nasir Djamil mengatakan bahwa hal tersebut biasa saja, terlebih menurutnya status Yusuf di PKS sejak 2010 sudah tidak di PKS.

“YS itu sejak 2010 sudah diberhentikan dari keanggotaan PKS, di 2014 beliau juga nyaleg tapi tidak terpilih. Dan PKS tetap bisa mendapatkan angka lebih dari angka batas ambang parlemen,” kata Nasir saat dihubungi MONITOR, Jakarta, Kamis (19/7).

Namun, saat ditanyakan apakah PKS tidak merasa terancam terkait kepindahan salah satu pendiri PKS itu ke PDIP, yang kemungkinan akam membocorkan strategi manuver politik PKS. Namun, ditanggapi santai oleh Nasir. Ia mengatakan strategi itu selalu dinamis terus berubah-ubah.

“Jadi apa yang perlu ditakutkan dengan YS (Yusuf Supendi-red)? Strategi itu kan tidak monoton. Tergantung situasi di lapangan. Masa YS dulu di PKS dengan sekarang tentu beda strateginya,” tukasnya.

Politisi yang duduk sebagai anggota Komisi III DPR RI ini, menambahkan, bahwa kepindahan kader itu sudah biasa dalam dinamika perpolitikan, “Patah tumbuh hilang berganti,” tutup Nasir.

Recent Posts

Aromatika Indofest 2025 Wangikan Industri Minyak Atsiri Hingga Pasar Global

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan Aromatika Indofest 2025. Ajang ini…

40 menit yang lalu

Layanan Kesehatan Haji 2025 Berakhir, Kemenkes: Jumlah Jemaah Wafat Turun

MONITOR, Jakarta - Operasional layanan kesehatan jemaah haji Indonesia 1446 H/2025 M di Arab Saudi…

3 jam yang lalu

Gelar Sekolah Politik Anggaran, Fraksi PKB Pelototi APBD Kota Depok

MONITOR, Jakarta - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) sepertinya serius menjawab tantangan Penjabat (Pj) Sekda…

6 jam yang lalu

Kementerian PU Segera Rampungkan Seksi 4 Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat penyelesaian Jalan Tol Kuala Tanjung -…

7 jam yang lalu

Program Sekolah Rakyat Solusi Konkret Atasi Akes Pendidikan Keluarga Miskin Ekstrem

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, meminta pemerintah mengintensifkan pelaksanaan program Peluncuran…

8 jam yang lalu

Menag Minta Kampus PTKIN Kembangkan Ekoteologi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta kampus Peguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)…

9 jam yang lalu