MONITOR, Jakarta – Usai berhasil menorehkan prestasi menggembirakan, sejumlah kalangan mulai memberikan perhatian kepada Lalu Muhammad Zohri. Salah satunya dari Kalangan Pemerintah.
Ya, dari pemerintah pusat hingga daerah mengaku siap merenovasi rumah sprinter asal Lombok Utara, NTB yang baru menjadi yang tercepat di ajang IAAF World U-20 di Tempere, Finlandia.
Sebelumnya, tidak banyak yang tahu nama Zohri. Bahkan, dalam keikutsertaan Zohri di ajang IAAF tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Itu terlihat saat Zohri berhasil menjadi yang tercepat dalam lomba yang dihelat di Ratina Stadium pukul 20:02 waktu setempat. Usai mengalahkan dua sprinter ungulan yakni Anthony Schwartz Eric Harrison dari Amerika Serikat (AS).
Dalam tradisi lomba lari antar negera, setiap pemenang langsung berikan bendera asal negaranya. Namun itu tidak terlihat saat Zohri berhasil menginjak garis finis pertama.
Dari video yang beredar, Zohri harus menunggu sekitar dua menit baru diberi bendera Merah-Putih. Padahal dua atlet AS yang finis di belakang Zohri langsung diselimuti bendera negeranya. Alhasi saat berfoto dengan duo atlet AS, Zohri terlihat tidak memegang bendera.
Wajar jika kemudian ada anggapan, bahwa keikutsertaan Zohri di ajang internasional tersebut diremehkan. Ya, Zohri tidak diprediksi bakal dapat menjadi yang tercepat.
Terkait keterlambatan pemberian bendera Merah-Putih, Duta Besar Indonesia untuk Finlandia, Wiwiek S Firman mengaku sudah menyiapkan bendera Merah-Putih untuk Zohri. “Kami sudah melakukan pengecekan melalui Pejabat Penerangan KBRI Helsinki, Rizki Kusumastuti. Dan sudah disiapkan bendera Merah-Putih saat menjemput Zohri,” katanya dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut Wiwiek mengungkapkan, Zohri tiba pada Minggu (8/7) bersama atlet lari gawang Halomoan Edwin Binsar, pelatih Erwin Renaldo Maspaitella, dan Kikin Ruhuddin. Bahkan, lanjut Wiwiek, saat itu pengamanan dari panitia penyelenggara sangat ketat. “Bendera dari awal tentu sudah ada karena standard operating procedure (SOP) bagi atlet dan pelatih. Saya tidak diizinkan mengundang (rombongan) ke Wisma Duta untuk lunch,” kata Wiwiek.
“Mereka harus masuk mobil panitia dan langsung dibawa ke Kota Tampere, dua jam perjalanan dari Helsinki. Akhirnya mobil KBRI pun mengikuti dari belakang sambil membawa pasokan makanan,” tuturnya mengimbuhkan.
Terkait lama pemberian bendera kepada Zohri, Wiwiek menganggap panitia kurang siap. ”Kami memang terkaget-kaget, tetapi soal pemberian bendera itu tugas ofisial di lapangan, bukan karena bendera tidak ada. Dari awal tiba semua sudah kami cek, bendera tidak masalah,” ucap Wiwiek.
“Ofisial di sana saja yang terlambat serahkan bendera Merah-Putih Saya juga heran kenapa ofisial tidak cepat berikan bendera Indonesia, pasti mereka kaget kita bisa juara dunia,” pungkasnya.
MONITOR, Banten - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengaku kaget…
MONITOR, Jakarta – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara…
MONITOR, Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat penangkapan bagi…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin…
MONITOR, Jakarta - Perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi perhatian penting di tengah…
MONITOR, Jakarta - Pada momentum hari guru nasional 2024, JPPI merasa penting untuk menyoroti secara…