MONITOR, Jakarta – Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta sejak Senin pagi (21/5) bergerak melemah sebesar 42 poin menjadi Rp14.175 dibanding posisi sebelumnya Rp14.133 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, pergerakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang cenderung meningkat menjadi faktor yang menahan dana asing masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga membuat laju rupiah tertahan.
“Imbal hasil obligasi AS berimbas pada kenaikan dolar AS sehingga membuat mata uang di sejumlah negara berkembang cenderung melemah,” katanya, Selasa (22/5).
Ia menambahkan sentimen perdagangan Amerika Serikat juga masih menjadi salah satu faktor yang menyebabkan gejolak mata uang dan ekonomi global.
Ia berharap keputusan Bank Indonesia yang telah menaikan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen dapat berimbas positif bagi mata uang domestik ke depannya.
Pertumbuhan ekonomi yang disampaikan pemerintah untuk 2019 mendatang sebesar 5,4-5,8 persen dalam RAPBN 2019, diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi mata uang rupiah.
MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…
MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…
MONITOR, Jakarta - LBH Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…
MONITOR, Jakarta - Sekjen Kementerian Agama M Ali Ramdhani berbagi kabar gembira bagi keluarga besar…