MONITOR, Semarang – Dalam rangka memantau kesiapan arus mudik dan arus balik Lebaran 2018 (Idul Fitri 1439 H), Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Refly Harun melakukan pantauan ke Jalan Tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Malang yang dikelola oleh Jasa Marga dan anak usahanya. Dalam agenda kunjungan tersebut, Refly Harun didampingi oleh Jajaran Komisaris, Anggota Komite, Direktur Pengembangan Jasa Marga Adrian Priohutomo dan Direktur Operasi I Jasa Marga Mohammad Sofyan.
Refly mengatakan, bahwa agenda kunjungan kerja yang dilaksanakan pada tanggal 11-13 Mei 2018 ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Jalan Tol Trans Jawa dalam menghadapi arus mudik Idul Fitri 1439 H.
“Kami ingin memastikan bahwa persiapan mudik dilakukan dengan sebaik-baiknya. Meski ada beberapa kendala dalam beberapa hal, kerja keras yang dilakukan oleh para petugas di lapangan, jajaran Direksi, dan semua pihak di Jasa Marga, Anak Perusahaan, dan Cabang bisa mengatasinya,” ujar Refly.
Pada kesempatan tersebut, Refly menyambangi _rest area_ di Ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci (Palikanci) Km 207. Kunjungan ini dimaksudkan untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana yang terdapat di _rest area_ yang kerap disinggahi oleh para pemudik setiap lebaran.
Dalam kunjungannya ke rest area tersebut, Refly mendapatkan pemaparan bahwa dalam rangka arus mudik lebaran nanti, akan disediakan tanda pemberitahuan _(signage)_ mengenai pembagian zona di dalam _rest area_, seperti letak pengisian bensin, toilet, tempat makan, tempat ibadah, dan lainnya. Sehingga pengguna jalan tol dapat memanfaatkan _rest area_ sesuai dengan kebutuhannya untuk mengantisipasi kepadatan di dalam _rest area._
Selain itu, agar kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) terpenuhi di _rest area_ Km 207, Jasa Marga juga bekerja sama dengan Pertamina untuk menyediakan dua titik tambahan untuk pengisian bensin dengan menggunakan BBM kemasan.
Refly berharap dengan adanya sistem pengaturan di _rest area_ Jalan Tol Palikanci Km 207, maka tidak ada lagi penumpukkan kendaraan saat libur Lebaran nanti.
“Isu yang mengemuka adalah bagaimana mengatur sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan kendaraan luar biasa di _rest area_ sehingga diperlukan rekayasa lalulintas di dalam _rest area_ dan juga ketersediaan BBM terpenuhi untuk pemudik,” ujar Refly.
Selain memastikan kesiapan _rest area,_ Refly beserta rombongan juga mengunjungi Jembatan Kali Kuto yang termasuk di dalam Proyek Jalan Tol Batang-Semarang yang akan dijadikan jalur fungsional saat arus mudik dan balik Lebaran yang jatuh pada bulan Juni mendatang.
Refly berharap, Jembatan Kali Kuto dapat dioperasikan menjelang mudik lebaran, sehingga dapat mempermudah akses pengguna jalan yang menggunakan jalur fungsional Jalan Tol Batang-Semarang. Hal tersebut mengingat jembatan yang menjadi ikon Jalan Tol Batang-Semarang ini menjadi salah satu titik kritis dalam jalur mudik lebaran kali ini.
“Memang, pengerjaan jembatan ini sangat sulit. Namun, diharapkan pada akhir Mei, jembatan ini telah tersambung,” harapnya.
Selain memantau kesiapan Jembatan Kali Kuto, di proyek Jalan Tol Batang-Semarang ini, Refly juga memastikan kesiapan Simpang Susun (SS) Krapyak. SS Krapyak merupakan akses keluar terakhir dari jalur fungsional Jalan Tol Batang-Semarang.
Di sini, Refly beserta rombongan mendapat pemaparan mengenai progres pembangunan dan pembebasan lahan proyek Jalan Tol Batang-Semarang dari Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Arie Irianto. Menurut Arie, hingga tanggal awal Mei 2018, progres pembangunan konstruksi jalan tol sepanjang 75 Km ini sudah mencapai angka 78,1%. Sedangkan dari segi pembebasan lahan, Jalan Tol Batang-Semarang sudah mencatatkan angka 89,04%.
Proyek Jalan Tol Batang-Semarang akan menjadi salah satu yang dimanfaatkan menjadi jalur fungsional saat arus mudik dan balik lebaran 2018 mendatang. Jalan Tol Semarang Batang merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Trans Jawa yang dibagi menjadi 5 seksi, yakni Seksi 1 Batang-Batang Timur (3,20 Km), Seksi 2 Batang Timur-Weleri (36,35 Km), Seksi 3 Weleri-Kendal (11,05 Km), Seksi 4 Kendal-Kaliwungu (13,50 Km), dan Seksi 5 Kaliwungu-Krapyak (10,10 Km).