Bank Indonesia (BI) memperkuat amandemen dengan Kementerian Keuangan Jepang untuk menambah likuiditas. Hal ini berupa pertukaran mata uang (swap) antar kedua negara atau Bilateral Swap Arrangement (BSA).
Kepala Departemen Internasional Doddy Zulverdi di kantornya pada Jumat, 4 Mei 2018 menegaskan, pihaknya tak memberikan batasan berapa persen yang dapat ditarik melalui dolar AS atau pun yen Jepang.
“Yang membuat dia berbeda, bisa kami tarik kalau sebelumnya dalam dolar AS, sekarang bisa yen Jepang. Enggak ada batasan berapa persen dia pakai dolar AS atau yen. Ada tambahan fleksibilitas kalau ke depan amandemen sudah diterbitkan,” jelasnya.
Doddy menegaskan, BSA yang telah dilakukan dengan Jepang sejak 17 Februari 2003 ini belum pernah digunakan BI sebagai tambahan cadev. Sebab hingga saat ini bank sentral masih yakin bahwa cadev masih sangat mencukupi untuk menstabilkan rupiah.
Sebagai informasi, nilai Foreign Direct Investment (FDI) Jepang ke Indonesia pada 2017 tercatat 4,05 miliar dollar AS, setara sekitar 17,6 persen total FDI yang masuk ke Indonesia pada tahun itu.
MONITOR, Jakarta - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjalankan inisiatif…
MONITOR, Jakarta – Badan Karantina Indonesia dan Ministry for Primary Industries (MPI) Selandia Baru menggelar…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengungkapkan rasa prihatin atas peningkatan…
MONITOR, Jakarta - Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai…
MONITOR, Jakarta - Direktorat Guru dan Tenag Kependidikan (GTK) Madrasah menjalin kerja sama dengan Kementerian…
MONITOR, Jakarta - Kabar baik bagi para pelaku usaha dan eksportir. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah…