MONITOR, Medan – Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar di Indonesia. Dapat dibilang, daerah ini adalah miniatur Indonesia. Ada banyak suku, bahasa dan agama juga bentangan alamnya yang lengkap dari mulai gunung, ladang, sawah, rawa, sungai, danau, pesisir dan laut.
Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lengkap seharusnya Sumut menjadi provinsi termaju di Indonesia dan menjadi lokomotif pertumbuhan nasional di Indonesia bagian barat.
Namun faktanya Sumut tidak menjadi yang terdepan. Ada banyak data statistik menunjukan perlunya pembenahan di sana sini termasuk persoalan pendidikan.
Salah satu yang disorot pasangan Edy Rahmayadi – Musa Rajekshah adalah soal alokasi dana pendidikan yang masih jauh dari amanat konstitusi. Data dari kementrian pendidikan mengungkap Sumut berada di rangking 6 paling rendah di bidang penganggaran dana pendidikan.
Data tahun 2016 terdata Sumut hanya mengalokasikan dana 2,5 persen dari APBD untuk pendidikan padahal amanat undang-undang adalah sebesar 20 persen.
Saat dikinfirmasi mengenai hal itu, calon wakil gubernur Musa Rajekshah menyesalkan persoalan tersebut. Ia langsung menyatakan komitmen untuk meningkatkan alokasi dana pendidikan tersebut saat terpilih nantinya.
Menurutnya bagaimana bidang pendidikan bisa maju jika alokasi dananya tidak cukup. “Salah satu konsen kami ke soal adalah soal pendidikan. Saya dan Pak Edy Rahmayadi telah mempelajari betul persoalan-persoalan di bidang pendidikan ini dan memang bidang ini harus menjadi prioritas,” ujarnya saat ditemui di kediamannya Senin pagi, (19/11).
Kepada wartawan Musa Rajekshah juga menyebut persoalan lain seperti angka rata-rata lama sekolah tahun 2016 sebesar 9,26 tahun atau lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 12,72 tahun.
“Itu berarti rata-rata lama sekolah di Sumut hanya 9,26 tahun atau setara dengan SMP. Ini harus kita dorong maksimal agar rata-rata kama sekolah bisa 12 tahun. Seharusnya kita bisa,” pungkasnya.