Categories: NASIONALPEMERINTAHAN

Di Hadapan Utsus PBB, Menko PMK Paparkan Fokus Indonesia di Sektor Sosial

MONITOR, Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperluas penyaluran program bantuan sosial non tunai kepada masyarakat. Perluasan ini sejalan dengan fokus pemerintah untuk mendorong upaya perluasan keuangan yang inklusif.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, saat menerima kunjungan Utusan Khusus PBB, Ratu Maxima dari Belanda di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (15/2).

Kunjungan tersebut bermaksud untuk membahas keuangan inklusif dan perkembangan implementasi program bantuan sosial non tunai pemerintah. Sebelumnya, Ratu Maxima juga pernah melakukan kunjungan ke Kantor Kemenko PMK pada September 2016.

“Sejak kedatangan yang pertama dan hari ini, ternyata sudah banyak sekali kemajuan yang dilakukan oleh Indonesia berkaitan dengan keuangan inklusif. Salah satu contohnya adalah pemberian Kartu Indonesia Pintar yang sebelumnya tidak ada, sekarang jadi 19,7 juta. PKH yang tadinya 2,4 juta sekarang jadi 10 juta, dan semuanya non tunai, itu yang beliau apresiasi," ujar Menko PMK.

Sebagaimana diketahui, perluasan bantuan sosial non tunai saat ini telah meliputi 19,7 juta siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP), 10 juta Kelompok Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan; dan 1,2 juta Kelompok Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Perluasan ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai, dimana Menko PMK menjadi Ketua Tim Pengendali dengan beranggotakan para Menteri/Kepala Lembaga terkait, termasuk Gubernur BI dan Ketua OJK.

Siswa penerima KIP, setiap tahunnya akan menerima bantuan sebesar Rp. 450 ribu (SD), Rp. 750 ribu (SMP), dan Rp 1 juta (SMA). Sementara penerima PKH akan memperoleh uang tunai sebesar Rp. 1,89 juta setiap tahunnya. Sedangkan penerima manfaat BPNT akan menerima bantuan sebesar Rp. 110 ribu per bulan dalam bentuk non tunai yang dapat ditukar dengan beras dan telur melalui e-warong (elektronik warung goyong royong).

“Penerima Bantuan Pangan Non Tunai bisa mengambil beras dan terlur di semua e-warung yang terkoneksi dengan bank pemerintah," tambah Puan.

Ke depan, pemerintah akan menyiapkan 47 ribu e-warong yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membeli beras dan telur. Terkait rencana ini, Menko PMK tengah berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika.

Recent Posts

KA Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

MONITOR, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung –…

2 jam yang lalu

Menag Hadiri Halalbihalal PBNU Bersama Anggota Keluarga NU

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…

9 jam yang lalu

Mejeng di Turki, Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…

13 jam yang lalu

Konflik Timur Tengah, DPR: Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…

14 jam yang lalu

Ikhtiar Pelindungan Jemaah Indonesia, dari Syarat Istithaah sampai Senam Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…

17 jam yang lalu

Kemenangan Timnas U-23 Harus Jadi Momentum Mengembangkan Infrastruktur Olahraga Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…

17 jam yang lalu