Categories: NASIONAL

Ketua MPR RI Tekankan Pentingnya Peranan Dai Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan

MONITOR, Jakarta – Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan melakukan safari dalam rangka menanamkan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara kepada semua komponen masyarakat.

Kali ini, sosialisasi dilakukan Ketua MPR di sela-sela acara Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP.PON) Kementerian Pemuda dan Olahraga di bilangan Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (20/12).

Di hadapan ratusan peserta Munas yang terdiri dari kalangan Dai Muda dan alumni pengkaderan calon dai Kemenag RI, Zulkifli menekankan betapa pentingnya implementasi empat pilar tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.

Menurutnya, Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika menjadi kunci pedoman dalam menjaga keutuhan negara.

Namun, untuk mencapai hal tersebut, sosialisasi harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, oleh segenap komponen bangsa dalam hal ini para da'i. Dengan begitu, nilai kebangsaan dan keagamaan akan menjadi satu kesatuan yang utuh yang dipahami masyarakat, sesuai nilai-nilai Pancasila.

“Jika sedari dini nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan telah diajarkan, maka kita tidak mudah dikotak-kotakkan. Empat pilar ini adalah pondasi yang harus kokoh di dalam diri setiap masyarakat Indonesia,” kata Zulkifili.

Pria yang juga akrab disapa Zul itu juga menegaskan bahwa para dai dan ulama memiliki peran besar dalam menanamkan dasar-dasar negara.

Indonesia, tegasnya, tidak mungkin merdeka apabila para ulama dan santri, tidak turut andil dalam perjuangan membebaskan Indonesia dari para penjajah.

Sebut saja Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari yang memiliki andil dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI, dengan tercetusnya resolusi jihad. Hal itu merupakan bukti bahwa tokoh Islam di Indonesia adalah orang yang sangat berperan dalam kehidupan kebangsaan Indonesia.  

Selain menjadi pemersatu umat dan bangsa, empat pilar pun seharusnya berfungsi sebagai pedoman bagi warga negara dalam bersikap maupun bertindak. Jika pilar-pilar ini diimplementasikan secara benar, maka Indonesia akan menjadi negara yang damai dan makmur. Bahkan, kita tidak mudah diadu domba antar anak bangsa.

Zulkifli juga mengakui, ia membutuhkan bantuan para dai dan ulama untuk turut menyerbarluaskan nilai-nilai luhur kebangsaan. Sebab, suara para ulama dan dai diyakini dapat diterima oleh khalayak luas. Dengan begitu, sosialisasi empat pilar MPR RI bisa dilaksanakan secara masif.

“Membangun karakter dan kemajuan bangsa itu tidak ada habisnya. Selagi Indonesia masih berdiri, pembangunan karakter akan terus berlanjut. Manusia silih berganti. Pembangunan karakter itu sepanjang zaman. Oleh sebab itu, pendekatan yang berbeda diperlukan untuk menghadapi perubahan. kuncinya adalah ilmu, ilmu dan ilmu” pungkas Zulkifli.

Recent Posts

Prosesi Peusijuek ASN Kemenag, Tradisi Adat Berangkat Haji di Aceh

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 33 jemaah haji dalam jajaran Kemenag Aceh Besar di peusijuek (tepung…

8 jam yang lalu

DPR Tinjau Penanganan Kasus dan Anggaran terhadap Mitra di Lampung

MONITOR, Jakarta - Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses guna meninjau kinerja…

8 jam yang lalu

BSKJI Kemenperin: Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan…

10 jam yang lalu

Kasdim 1710/Mimika Berikan Materi Kepemimpinan Pancasila Kepada Peserta Pelatihan

MONITOR, Jakarta - Kasdim 1710/Mimika, Mayor Inf Abdul Munir memberikan materi tentang Etika dan Integritas…

11 jam yang lalu

LSAK: KPK Jangan Main-main Kasus eks Wamenkumham

MONITOR, Jakarta - Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK) meminta KPK untuk tidak main-main terkait tindak…

13 jam yang lalu

Kemenag akan Fasilitasi Santri Aktif di Dunia Digital

MONITOR, Jakarta - Santri identik dengan penguasaan ilmu agama. Kemenag berharap santri lebih aktif dalam…

13 jam yang lalu