Jumat, 29 Maret, 2024

Pramuka Diyakini Mampu Tangkal Disintegrasi Bangsa Hingga Gerakan Radikal

MONITOR, Balikpapan – Apabila orang Indonesia semuanya Pramuka, maka Indonesia akan aman. Apabila orang Indonesia  semuanya Pramuka, maka tidak akan pernah ada disintegrasi bangsa. Apabila orang Indonesia semuanya Pramuka, maka tidak akan pernah ada gerakan radikal.

Demikian diungapkan  Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, H. Bere Ali saat menutup Perkemahan Pramuka Putri Tingkat Nasional (Perkempinas) III di Bumi Perkemahan Pantai Manggar Balikpapan, Kalimantan Timur pada Kamis malam (23/11).

Perkempinas III diikuti 1.550 Pramuka Penegak dan Pandega Putri dari 34 Provinsi di Indonesia. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault pada Minggu, 19 November 2017 di Bumi Perkemahan Pantai Manggar Balikpapan. Selain itu, juga hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise, Walikota Balikpapan, dan tokoh masyarakat lainnya.

H Bere Ali meneruskan, jika anak-anak yang lain masih belajar menghafal pancasila, Pramuka pelaksana paling depan pancasila itu sendiri. Anggota Gerakan Pramuka mengetahui bagaimana mengimplementasikan sila-sila dalam Pancasila. “Oleh karena itu, menurut saya, Pramuka itu semestinya bukan pilihan di sekolah, mestinya harus  diwajibkan. Semua harus menjadi anggota Gerakan Pramuka,” paparnya.

- Advertisement -

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault memaparkan, salah satu kegiatan paling efektif dalam mengajarkan Pancasila adalah perkemahan yang diadakan Gerakan Pramuka, baik di pusat, daerah maupun Gugus Depan di sekolah-sekolah. Ia mencontohkan saat berkemah.

Dalam perkemahan Pramuka, setiap peserta wajib menjalankan ibadah sesuai ajaran agamanya, bahkan disiapkan tempat dan pemuka agamanya masing-masing. "Menjalankan ibadah di sekolah, di rumah itu biasa, namun di lapangan, di perkemahan dalam situasi darurat akan memberikan pendidikan tersendiri bagi peserta didik,” jelas Adhyaksa Dault.

Dalam perkemahan apalagi tingkat nasional, semua peserta bertemu dengan semua agama, budaya, suku, bahasa di Indonesia. Jadi, tegasnya, kemanusiaan, persatuan, bhinneka tunggal ika, nilai-nilai keadilan langsung ditemukan sendiri oleh peserta didik di lapangan.

Wakil Walikota Balikpapan H. Rahmad Mas’ud menegaskan, berbagai latar belakang Pramuka putri peserta Perkempinas III dari 34 provinsi di Indonesia menjadi satu di Bumi Perkemahan. Lanjutnya, hal ini bagian dari memperkokoh dan merekatkan tali silaturahmi.

“Dipertemukan dari Sabang sampai Merauke, dengan berbagai suku budaya bahkan agama yang berbeda, latar belakang yang berbeda, di sini menjadi satu. Itulah tujuan untuk memperkokoh tali persatuan kita sesama anak bangsa,” terang Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Balikpapan ini.

Sementara itu, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Kalimantan Timur Hatta Zainal mengatakan, Pramuka putri adalah perekat NKRI. Dengan berkumpulnya 34 Provinsi yang ada di Indonesia ini salah satu bentuk perekat NKRI.

“Dengan mengatakan aku manusia Pancasila kan tidak terlepas dari apa yang dikehendaki oleh negara Indonesia ini. Bahwa dari Sabang sampai Merauke tidak ada perbedaan, tapi harus ada persatuan,” tuturnya.

Mewakili Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault, Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Muda S. Budi Prayitno mengapresiasi setinggi-tinggnya Kwarda Kalimantan Timur, Kwarcab Balikpapan, Pemerintah Kota Balikpapan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Kesuksesan pelaksanaan Perkempinas ini menjadi kebanggaan  semua.

“Adik-adik pasti suatu hari ketemu dengan teman-teman peserta Perkempinas ini. Itu akan menjadi ruang bahagia. Ruang-ruang bahagia yang kita miliki ini akan membuat kita lebih kuat, lebih fleksibel, lebih mampu menghadapi tantangan. Ini saya kira sedang dan sedang kita proses di dalam pendidikan kepramukaan,” tuturnya.

Menurut Budi, untuk memperkaya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh Pramuka Putri se-Indonesia, di masing-masing daerah bisa digelar kegiatan serupa.

“Di masing-masing daerah, masing-masing cabang, mungkin bisa diselenggarakan untuk memberikan pengkayaan keterampilan, pengetahuan dan tantangan karakter bagi putri-putri Indonesia yang nanti di kemudian hari juga akan menjadi pemimpin di masa depan dan juga panutan bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” urainya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER