Jumat, 29 Maret, 2024

Bedah Novel Puisi ‘Remaja dari Karta’

MONITOR, Jakarta – Pusat Syi'ar dan Dakwah Da'i Muda Al-Mahabbah menggelar Launching sekaligus Bedah Novel Puisi "Remaja Dari Karta" atau biasa disapa Bung Fai di Jakarta, Kamis (23/11). Hadir dalam kegiatan tersebut Bung Fai sebagai penulis, dan dua orang pembedah yakni Muhammad Rafsanjani dan Shinta Lestari, yang masing-masing adalah seorang kritikus sastra dan jurnalis. 

Dalam paparannya, Shinta Lestari mengatakan bahwa karya Bung Fai ini patut diapresiasi karena orisinalitasnya yang bersumber dari kisah nyata atua true story.

"Cara Bung Fai menyajikan novel ini dengan konsep puisi, berhasil membawa pembaca lebur dan masuk ke dalam alur cerita", tandasnya. 

Sementara itu, Ketua Pusat Syi'ar dan Dakwah Da'i Muda Al-Mahabbah Ahmad Bun Yani berharap akan lahir lagi karya-karya serupa anak muda agar memunculkan kecintaan terhadap seni dan budaya sastra ditengah era milenial yang didominasi budaya hedon.

- Advertisement -

"Novel dan puisi adalah cara kita untuk minimal menjadi pembanding bagi narasi-narasi yang kerap kali mengarah pada disintergrasi," ungkapnya.

Penulis Novel Bung Fai mengatakan karyanya tersebut bercerita tentang seorang gadis pantura bernama Ana yang memiliki cerita tragis dalam hidupnya selepas SMA. Di saat gadis-gadis lain menikmati remaja dengan sendirinya, Ana tidak bisa menemukan remaja itu. Remaja baginya adalah sebuah keniscayaan.

"Mungkin ini juga jamak ditemukan pada gadis-gadis remaja di sekitaran Pantura. Selepas SMA sudah tidak ada lagi cerita tentang cita-cita. Kondisi ekonomi mereka yang membuat mereka terjerat dengan pernikahan yang tak semestinya," ujar pria kelahiran Indramayu tersebut.

"Setelah tak lama menikah, si lelaki tak berpenghasilan. Dan si wanita pun kemudian menjanda. Namun, Ana tidak berputus asa, diapun beranjak ke Jakarta untuk buah pelipur laranya. Di sana dia menemukan pemuda bernama Karta. Dari Karta, dia menemukan Remaja," tambahnya.

Diangkat dari kisah nyata, novel ini menyajikan kisah klasik dengan cara asik. Dirangkum kedalam novel puisi. Gaya puitikanya membuat indah cerita dan tidak melupakan benang merah dalam cerita. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER