MONITOR, Jakarta – Persaingan perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia semakin memanas. Kebutuhan masyarakat yang tinggi akan akan jaringan internet, memicu perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk mencuri perhatian masyarakat. Salah satunya dengan melakukan perang harga dan tarif.
Menurut Tulus Abadi, S.H selaku Ketua Lembaga Yayasan Konsumen Indonesia (LYKI), provider komunikasi di Indonesia sudah terlalu banyak. Hal tersebut membuat konsumen menjadi korban persaingan yang tidak sehat.
“Terkait banyaknya jumlah perusahaan telekomunikasi di Indonesia, harus dilakukan konsolidasi”. Ujar Tulus.
Selain itu, Tulus membandingkan Cina dan Indonesia terkait pasar operator telekomunikasi. “Di cina penduduk banyak, operator sedikit. Di indonesia penduduk sedikit, operator banyak”. Terang Tulus.
Permasalahan komunikasi saat ini disebabkan oleh adanya asimetri informasi, edukasi kepada konsumen terlalu minimalis. Seharusnya lebih banyak edukasi secara teknis, tapi justru lebih banyak promosi/marketing.
MONITOR, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) program dan…
MONITOR, Jakarta - Data Kementerian Kemaritiman & Investasi tahun 2022 menyebut luas lahan kritis nasional…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol…
MONITOR, Jakarta - Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI melakukan pengecekan persiapan keamanan jelang…
MONITOR, Jakarta – Industri energi di Indonesia saat ini tengah berhadapan dengan trilema energi, yakni…
MONITOR, Jakarta - Pemerintah mengakselerasi sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman di destinasi wisata.…