Categories: HUMANIORA

Pemanfaatan Potensi SDA Sulteng Dinilai Masih Minim

Monitor, Jakarta – Tokoh Sulawesi Tengah, Abdul Rachman Thaha menilai, belum maksimalnya pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Sulawesi Tengah membuat ketersediaan lapangan kerja dan perputaran ekonomi masih begitu kurang baik. Salah satu potensi alam yang belum dimanfaatkan dengan baik yaitu pada sektor pertambangan.

“Disulteng itu terdapat beberapa potensi yang sangat besar itu Nikel yang ada sekarang di morowali dan itu sudah terbangun Simelter, tambang emas ada, dan Batu pecah (galian C),” kata Abdul Rachman Thaha melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Senin (22/5).

Menurut ART (Sapaan Akrab Abdul Rachman Thaha – Red), persoalan kesejahetraan rakyat yang masih sangat minim, pendapatan masyarakat yang masih dibawah standar rata-rata, serta masih banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai buruh kasar itu menjadi PR (Pekerjaan Rumah) besar yang harus dipikirkan pemerintah.

“Dengan adanya pontensi yang dimiliki seharusnya pemerintah daerah sudah seharus membuka ruang untuk membuka lapangan kerjaan bagi warga Sulteng sehingga pendapatan mereka bisa terangkat. Karena bagaimana mau membuka lowongan itu disisi lain tenaga kerja di isi oleh tenaga asing. Sudah saatnya pemerintah daerah harus berdayakan masyarakat setempatnya,” imbuh ART.

Untuk itu, lanjut ART, pemerintah harus mengevaluasi apakah implementasi Otonomi Daerah (Otda) sudah berjalan dengan baik atau belum. Bahwa dalam konteks otonom itu kan daerah memiliki hak dari sisi wewenang. Dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. “Sebenarnya sudah baik, tapi disisi lain msh ada ketimpangan,” lanjut ART.

“Saya melihat disisi dari aturan otonomi daerah ini memang masih ada sebuah ketidak ikhlasan pemerintah pusat untuk memberikan sebuah kewenangan penuh kepada pemerintah daerah, sehingga masih banyak aturan-aturan yang bertentangan pada aturan otonomi daerah itu sendiri, sehingga menimbulkan sebuah stigma bahwa pemerintah pusat belum sepenuhnya untuk melepaskan sebuah kewenangan penuh pada daerah,”sambung ART

ART menambahkan, jika keberlangsungan otonomi daerah ini ingin berjalan ideal, emerintah pusat harus benar-benar memberikan kewenangan penuh pada daerah untuk menentukan dan mengolah potensi daerahnya masing-masing jangan pernah ada lagi sebuah intervensi daerah, tapi pemerintah puaat harus tetap mengontrol berlansungnya jalannya pemerintahan daerah. “Sehingga tidak ada lagi multitafsir persoalan otonomi daerah di kemudian hari, terutama aturan-aturan yang ada supaya tidak ada lagi aturan-aturan saling tabrakan,”tandasnya.

Recent Posts

MER-C Kecam Israel Terkait Temuan Kuburan Massal di Dua Rumah Sakit di Gaza

MONITOR, Jakarta - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengecam keras Israel terkait temuan kuburan massal…

1 jam yang lalu

Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak

MONITOR, Jakarta - Tim U-23 Indonesia akan bertemu Irak pada laga perebutan tempat ketiga Piala…

2 jam yang lalu

Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Presiden Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

MONITOR, Sumbawa - Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang…

3 jam yang lalu

Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat Diresmikan Presiden Jokowi

MONITOR, NTB - Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki…

4 jam yang lalu

Universitas Moestopo Gelar RPL, Kuliah Kini Bisa Lebih Cepat Lulus

MONITOR, Jakarta - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) siap menggelar program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang…

4 jam yang lalu

Presiden Jokowi Resmikan 5 Ruas Inpres Jalan Daerah Sepanjang 40,6 km di NTB

MONITOR, Jakarta - Presiden RI Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki…

4 jam yang lalu