MONITOR, Jakarta – Partai Demokrat terhambat batu ganjalan saat merapat di koalisi Jokowi. Sebelumnya SBY mengklarifikasi bahwa dirinya sulit menjalin komunikasi lantaran hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih kurang harmonis.
SBY pun menampik, bahwa Demokrat mengajukan syarat mutlak untuk mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres 2019. Hal ini pun menuai kritik dari Wakil Sekjen DPP PPP Ahmad Baidowi.
Politikus yang beken disapa Awi ini heran. Pasalnya, para elite Demokrat sebelumnya mengajukan nama AHY sebagai tawaran koalisi ke berbagai parpol.
“Bukankah banyak elite Demokrat yang sedari awal selalu bilang bahwa siapapun koalisinya, AHY Cawapres. Sampai ada simulasi dengan beberapa nama yang dipasangkan dengan AHY, itu kan ikhtiar,” papar Awi, Kamis (26/7).
Ia pun mempertanyakan sikap Demokrat yang inkonsisten dalam politik. Awi menyatakan, dirinya sangat menyayangkan Ketua Umum Parpol sekaliber SBY terlihat baper dan kerap memberikan ancaman.
“Lantas belakangan ada statemen soal Cawapres AHY bukan harga mati, itu karena dinamika politik yang sepertinya kurang memungkinkan untuk berkeras dengan sikap awal. Semua itu fakta dan bisa ditelusuri di jejak digital masih ada. Sesama ketua umum partai tak perlu lah ancam-mengancam,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, SBY mengaku di tahun 2015, sempat menemui Jokowi di Istana. Saat itu SBY mengundang Jokowi untuk hadir di acara organisasi yang dipimpinnya Global Green Growth Institute (GGGI). Dalam pertemuan itu, Jokowi kembali menawarkan Demokrat untuk bergabung.
“Semangatnya baik. Saya mengetahui Pak Jokowi sungguh-sungguh mengajak Demokrat koalisi di pemerintahan. Kalau ada yang bilang SBY kena PHP, tidak. Pak Jokowi sungguh-sungguh ajak kami ke dalam,” katanya.
SBY mengaku Jokowi memastikan parpol koalisinya akan menerima jika Demokrat masuk ke dalam koalisi. Kepastian itu ia minta lantaran hubungannya dengan Megawati masih memiliki jarak.