MONITOR, Jakarta – Capres petahana Joko Widodo belakangan ini memperkenalkan kartu andalannya yang terbaru, yaitu Kartu Prakerja. Sontak, munculnya kartu pamungkas ini dalam sekejab menjadi ‘buah bibir’ masyarakat Tanah Air.
Banyak kalangan menilai, kartu tersebut untuk menggaji para pengangguran. Namun sebaliknya, Jokowi menegaskan bahwa Kartu Prakerja diterbitkan bukan untuk menggaji pengangguran, seperti yang ramai diberitakan.
Jokowi menjelaskan, tujuan diterbitkannya Kartu Prakerja tak lain untuk mendukung generasi Indonesia agar memiliki peluang masuk ke dunia industri dan dunia kerja.
Meski demikian, kubu oposisi tak menerima wacana Kartu Prakerja. Seperti Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, menilai bahwa kartu tersebut adalah janji-janji kampanye yang mustahil direalisasikan dalam kurun waktu lima tahun kedepan.
“Kartu Pra kerja itu kartu bohong. Sebuah janji yang tak mungkin dilaksanakan 5 tahun ke depan,” ujar Andi Arief, Senin (11/3).
Andi mengatakan, Indonesia bukanlah negara yang memiliki banyak uang, sehingga mampu untuk menggaji rakyatnya yang pengangguran.
“Negara gak banyak uang, kita bukan negara welfare state. Janji elektoral paling bohong dalam sejarah pemilu Indonesia,” pungkasnya.