MONITOR – Wacana kenaikan gaji guru sebesar Rp 20 juta per bulan yang dilontarkan kubu Prabowo-Sandi jadi perbincangan panas. Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera, sebelumnya mengatakan, apabila Prabowo-Sandi terpilih jadi presiden dan wakil presiden, maka akan menaikkan gaji guru hingga jadi Rp 20 juta per bulan.
Pernyataan ini semakin menarik ketika Prabowo sendiri menampiknya. Prabowo membantah jika dirinya akan menaikkan gaji guru dengan nominal sebesar itu. Justru sebaliknya, ia mempertanyakan modal dibalik tercetusnya janji kampanye itu. Sebab, janji tersebut tidak sesuai dengan kondisi keuangan negara saat ini.
“Kenaikan ini, kenaikan itu, uang dari mana gitu lo?” sanggah Prabowo kepada wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11).
Tak lama kemudian, Mardani mengklarifikasi pernyataannya ihwal gaji guru sebesar Rp 20 juta per bulan. Pada keterangan terbarunya, Politikus PKS ini mengatakan bahwa usulan itu murni bersifat pribadi.
Menurut Mardani, usulan itu dicetuskannya lantaran ia melihat kondisi guru saat ini belum sjehatera. Untuk itu, ia mengusulkan agar Prabowo-Sandi lebih mengapresiasi guru Indonesia supaya para “pahlawan tanpa tanda jasa” itu memberikan kontribusi terbaik untuk mengajar di Indonesia.
Wacana ini juga dikomentari cawapres Sandiaga Uno. Dalam hitungan Sandi, gaji guru di Indonesia sangatlah mustahil bila disama-ratakan besarannya.
“Kalau dipukul rata dua puluh juta ya enggak bakal mungkin,” kata Sandiaga di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 21 November 2018.
Kendati menampik isu tersebut, Sandi tetap mengklaim dirinya dan Prabowo akan berkomitmen meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru jika nanti terpilih sebagai presiden dan wakil presiden 2018. Sandi juga mengakui, persoalan guru honorer hingga ini masih belum mendapatkan keadilan atas status dan gaji.