MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi RI Triwulan III 2018 mencapai 5,17 persen (year on year). Dalam rilisnya, BPS menyebutkan sektor pertanian turut berkontribusi positif terhadap pertumbuhan tersebut. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai 3,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year). Sementara bila dibandingkan triwulan sebelumnya, pertumbuhan sektor ini mencapai 3,18 persen.
Subsektor hortikultura mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 7,85 persen (year on year). Sementara bila dibandingkan triwulan sebelumnya, subsektor mencatat pertumbuhan sebesar 0,86 persen. Peningkatkan ekspor ditenggarai turut mendorong kinerja positif subsektor hortikultura. “Meningkatnya permintaan luar negeri berdampak positif terhadap pertumbuhan tanaman hortikultura,” ungkap Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan pers, Senin (5/11).
Subsektor peternakan juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan positif sektor pertanian. Dibandingkan tahun sebelumnya, peternakan tumbuh sebesar 5,12 persen. Kontribusi peternakan ditenggarai karena meningkatnya permintaan hewan kurban pada hari raya Idul Adha. “Seperti kita ketahui pada triwulan III terdapat momen Idul Adha,” ujar Suhariyanto.
Pertanian juga turut berperan dalam pertumbuhan positif sektor industri pengolahan untuk makanan dan minuman. Industri pengolahan tumbuh sebesar 4,33 persen, sementara subsektor industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 8,10 persen (year on year) dan 3,45 persen (quarter to quarter). Pertumbuhan positif ini didorong oleh peningkatan produksi minyak sawit metah atau crude palm oil (CPO).
*_Pemerintah Giatkan Ekspor Pertanian_*
Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan III tak lepas dari meningkatnya ekspor pertanian, terutama komoditas hortikultura. Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura menargetkan ekspor tahun 2018 untuk komoditas-komoditas hortikultura mencapai Rp 2,23 miliar. Produk hortikultura yang diminati pasar luar negeri antara lain tanaman hias, manggis, salak, dan bawang merah.
Kementan saat ini sedang menggiatkan ekspor pertanian. Menteri Pertanian Andi Amran mengungkapkan bahwa ekspor pertanian perlu digiatkan dengan tujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi bangsa, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Amran, potensi pertanian Indonesia sangat besar untuk menyediakan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia.
“(Penggiatan ekspor) ini adalah perintah Bapak Presiden. Negara kita atau pertumbuhan ekonomi bisa bangkit karena dua hal, yaitu ekspor dan investasi. Ke depan, dua hal ini kita dorong terus,” ungkap Amran saat melepas ekspor komoditas hortikultura, di Surabaya, bulan lalu (8/10).
Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro menyebutkan pihaknya memproyeksi adanya peningkatan nilai ekspor tahun ini hingga 24 persen. Ekspor tahun ini diperkirakan mencapai Rp 499,30 triliun. “Hingga bulan September 2018, nilai ekspor pertanian sudah mencapai Rp 330 triliun,” tuturnya.
Peningkatan ekspor di bidang pertanian juga salah satunya disebabkan oleh banyaknya pengusaha di Tanah Air yang mulai melakukan ekspor, terutama di sektor hortikultura. “Saat ini banyak sekali para pengusaha yang dulunya bukan eksportir berlomba-lomba sekarang menjadi eksportir pertanian, terutama di sektor hortikultura meningkat sekali,” tambah Syukur.