Jumat, 22 November, 2024

Bupati Kendal Akui Produksi Jagung Surplus

MONITOR, Kendal – Klarifikasi Bupati Kendal melalui surat resmi kepada Menteri Koordinator Perekonomian terkait pemberitaan media bahwa Kendal mengalami surplus jagung menjadi bukti bahwa pemerintah hadir bersama petani dalam menggenjot produksi jagung nasional.

Klarifikasi formal ini sekaligus menjawab dan mematahkan isu yang mengatakan bahwa Kendal mengalami kelangkaan jagung. Apalagi kita mengetahui bahwa Jawa Tengah, termasuk Kendal merupakan salah satu daerah sentra jagung nasional.

Bupati Kendal, Mirna Annisa, dalam surat resminya ke Kemenko Perkonomian dan Kementan menyatakan permohonan maaf atas laporan kondisi usaha peternakan ayam petelur yang ternyata tidak sesuai kenyataan di lapangan. Pihaknya mengakui bahwa produksi jagung di Kendal surplus.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Pemkab Kendal, telah melakukan upaya konkrit jangka pendek, sedang dan jangka panjang merespon atas keluhan harga jagung pakan ternak yang sedikit meningkat.

- Advertisement -

“Setelah kami cross check di lapangan memang benar produksi jagung tercukupi,” ungkap Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Gatot Irianto.

Pernyataan ini sejalan dengan data Dinas Pertanian Kabupaten Kendal yang menyatakan bahwa realisasi produksi jagung bulan Januari-September tahun 2018 sudah mencapai 164.905 ton, sedangkan total kebutuhan pakan ternak di Januari-September 2018 sebesar 90.999 ton. Jadi masih ada surplus sebesar 73.906 ton jagung pipilan kering. Sampai dengan akhir tahun diperkirakan surplus sebesar 62.522 ton.

“Kami tidak membantah kalau harga jagung di bulan ini naik, namun yang perlu digaris bawahi adalah produksi kita tidak langka, bahkan surplus,” tegasnya.

Salah satu penyebab kenaikan harga jagung terjadi karena kebutuhan jagung pakan ternak relatif tetap sepanjang tahun, sementara produksi jagung bervariasi antar tempat dan antar waktu. Solusi permanennya antara lain peternak harus disediakan pasokan jagung khusus dari pertanaman setempat disertai pengering, sehingga tidak kalah bersaing dengan perusahaan pakan ternak besar. Peternak juga perlu menyediakan stok terutama pada periode khusus, saat produksi setempat lebih rendah dibandingkan kebutuhannya.

Kekawatiran peternak terhadap informasi stok jagung tidak ada, terpatahkan setelah jagung mengalir ke Kendal. Setelah tim Kementerian Pertanian turun bersama Pemkab Kendal, Pemprov Jateng serta Peternak, maka pasokan jagung untuk pakan ternak Kendal mulai membaik.

“Kedepan, peternak perlu menyiapkan stok pakannya agar tidak dipermainkan oleh spekulan saat produksi setempat lebih rendah dibandingkan kebutuhan sesaat,” tutur Gatot.

Menyikapi hal itu para pihak bersama petani jagung dan peternak ayam duduk bersama untuk mencari solusi. Kementan telah memfasilitasi pertemuan antara peternak ayam petelur dan petani jagung guna pemenuhan pakan ayam peternak. Hasilnya, pemenuhan jagung untuk pakan ayam petelur dalam jangka pendek dapat terpenuhi melalui bantuan CSR perusahaan pakan ternak.

Selain itu dalam jangka panjang juga dibantu dengan subsidi harga. Saat itu disepakati ada bantuan subsidi pembelian jagung pakan ternak Rp 30 juta untuk peternak dari CSR PT PUPUK Kaltim, bantuan jagung dengan harga khusus Rp 4.600 per kilogram dari CSR Produsen pakan ternak, dan jagung sebanyak 100 ton dengan harga Rp 4.600 per kilogram.

Selanjutnya, Pemerintah Pusat telah mengalokasikan bantuan traktor roda 4, alat tanam jagung dan alat panen jagung masing masing sebanyak 3 buah, alat pengering ultra violet sebanyak 2 buah. Bantuan benih jagung untuk pertanaman 10 000 hektar, agar pasokan jagung peternak selesai tuntas tegas Gatot.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER