MONITOR, Jakarta – Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Imdadun Rahmat angkat suara menanggapi pemberitaan media massa terkait pernyataan KH. Said Aqil Siroj dalam pertemuan PBNU dengan Prabowo-Sandiaga Uno, Kamis (16/8/2018).
Menurut Imdad, SAS Institute menemukan beberapa pemberitaan yang tidak benar, bahkan mengarah pada ketidakjujuran dan manipulasi.
“Pemberitaan yang tendensius ini sangat merugikan nama baik KH. Said Aqil Siroj dan bisa menimbulkan perpecahan warga NU,” ujarnya.
Adapun terkait dengan pertemuan tersebut, SAS Institute menyatakan pernyataan yang disampaikan KH. Said Aqil Siroj tidak ada satupun yang bisa diartikan sebagai dukungan kepada2 pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
“Terjadi manipulasi terhadap pernyataan dukungan kepada pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta pada Pemilu 2014 seolah-olah merupakan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga Uno,” ungkapnya.
Imdad menegaskan bahwa KH. Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum PBNU tidak mendukung pasangan Calon Prabowo-Sandi.
“KH. Said Aqil Siroj sebagai pribadi yang memiliki hak konstitusional untuk menetukan dukungannya tetap istiqomah terkait doa, restu ,solidaritas dan dukungan beliau kepada KH. Makruf Amin sebagai sesama ulama dan khususnya sesama tokoh NU,” katanya.
SAS Institute lanjut Imdad, menghimbau kepada masyarakat, khususnya warga NU untuk tidak terpengaruh berita bohong yang mengarah pada upaya membenturkan antara KH. Said Aqil Siroj dengan KH. Makruf Amin yang bisa mengarah pada perpecahan dalam keluarga besar Kaum Nahdliyyin.
“Menyerukan kepada media tertentu yang melakukan manipulasi pemberitaan untuk mencabutnya dan merevisinya dengan berita yang benar. Meminta kepada Dewan Pers untuk menjalankan tugas dan wewenangnya menyangkut pelanggaran Kode Etik Jurnalistik,” tegasnya.