MONITOR, Jakarta – Aksi peledakan bom di tiga gereja yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Ketua Umum Rumah Gerakan 98 Bernard AM Haloho mengecam peristiwa tersebut dan meminta aparat mengusut tuntas. “Negara tidak boleh kalah oleh tindakan terorisme. Kami sangat mengutuk keras peristiwa ini,” ujar Bernard.
Aktivis 98 ini mengungkapkan bela sungkawanya terhadap para korban. Saat ini tercatat 10 orang meninggal an 41 orang mengalami luka-luka. Ia mendukung langkah pihak kepolisian yang bergerak cepat dan mengusut tuntas peristiwa ini. “Kejadian ini membuktikan terorisme masih memiliki sel yang dapat mereka gerakkan. Langkah tegas pemerintah amat kami dukung.”
Bernard mengajak semua pihak untuk menahan diri dan menyerahkan pengusutan kepada pihak kepolisian “aparat kita memiliki pengalaman dalam memberantas terorisme.” Pengeboman ini menurutnya membuat seluruh rakyat bersatu dalam memberantas terorisme.Dan aksi ini merupakan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
Pada Minggu (13/5), sekitar pukul 07.30 WIB terjadi ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, disusul ledakan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.“Kita pernah mengalami peristiwa terorisme berkali-kali, ini tidak membuat kita takut. Rakyat justru bersatu, kuat dan bergandengan tangan dalam melawan terorisme,” tutup Bernard.