MONITOR, Jakarta – Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengaku optimis kinerja industri makanan dan minuman (Mamin) nasional bakal terus cemerlang. Pada tahun 2017, sektor ini sebagai penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas yang mencapai 34,33 persen. Di samping itu, pertumbuhananya sebesar 9,23 persen atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2016 sekitar 8,46 persen.
Selanjutnya, nilai ekspor produk mamin termasuk minyak kelapa sawit pada tahun 2017 mencatatkan di angka USD31,7 miliar, sehingga mengalami neraca perdagangan yang positif apabila dibandingkan dengan impor produk mamin pada periode yang sama sebesar USD9,6 miliar. “JIka dilihat dari perkembangan realisasi investasi sektor industri mamin pada tahun 2017, yakni mencapai Rp38,54 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD1,97 miliar,” ungkap Airlangga.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto menyampaikan, industri mamin nasional diyakini tetap tumbuh positif pada tahun 2018. Momentum pemilihan kepala daerah yang berlangsung tahun ini di berbagai wilayah di Indonesia berpotensi dapat meningkatkan konsumsi produk mamin lokal.
“Trennya memang pertumbuhan industri mamin di atas 7 persen, dengan catatan adanya aturan atau kebijakan yang mendukung peningkatan produksi. Kami memproyeksi kinerja industri mamin tahun ini sebesar 8-9 persen, sebagai target moderat,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Panggah, mutlak dilakukan sinergi program dan kegiatan antara pemerintah dan stakeholder dalam pengembangan industri mamin nasional, mulai dari mempermudah akses bahan baku, sistem logistik dan distribusi, serta kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi. “Upaya ini juga mendukung dalam penerapan Industri 4.0,” imbuhnya.