Selasa, 2 Desember, 2025

Tertinggi, Kontribusi Industri Makanan dan Minuman Capai 34,17 Persen

MONITOR, Jakarta – Industri makanan dan minuman nasional mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,19 persen pada triwulan II tahun 2017. Capaian tersebut turut beperan dalam kontribusi manufakturandalan ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas yang mencapai 34,17 persen atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya.

”Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 258,7 juta orang merupakan pasar yang sangat menjanjikan. Apabila para pelaku industri makanan dan minuman memanfaatkan potensi tersebut, maka akan tumbuh lebih baik lagi. Selain itu juga perlu membidik peluang pangsa ekspor,” kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto di Jakarta, Sabtu (12/8).

Menurut Panggah, industri makanan dan minuman nasional telah memiliki daya saing yang unggul di kancah internasional. Hal ini terlihat dari sumbangan nilai ekspor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit pada Januari-Juni2017 mencapai USD15,4 miliar. Kinerja ini mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan imporproduk makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar USD4,8 miliar.

“Setelah melawati masa puasa dan Lebaran, industri makanandan minuman diharapkan dapat tumbuh lebih tinggi lagi. Salahsatu langkahnya dengan mendorong pelaku usaha ini untukmenggunakan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor(KITE),” tuturnya.

- Advertisement -

Panggah juga mengungkapkan, beberapa perusahaan makanandan minuman baik yang skala besar maupun sedang telahberminat untuk mengembangkan bisnisnya dengan menanamkaninvestasi baru. Jika dilihat dari realisasi investasi industrimakanan pada semester I tahun 2017 mencapai Rp21,6 triliununtuk PMDN dan PMA sebesar USD1,2 miliar. Capaian tersebutmeningkat dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 untuk PMDN mencapai Rp16,6 triliun dan PMA sebesarUSD988 juta.

“Selain berperan aktif dalam upaya penciptaan iklim investasiyang kondusif, Kemenperin juga terus memfasilitasi promosiproduk industri makanan dan minuman nasional baik di dalammaupun luar negeri guna meningkatkan pertumbuhan industristrategis ini,” papar Panggah.

Misalnya mengikutsertakan pada ajang Jakarta International Food Expo (JIFEX) 2017. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 10-12 Agustus 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. JIFEX 2017 menjadi one stop event bagi para stakeholdersindustri makanan dan minuman untuk membahas isu terkini, berbagi pengetahuan hingga mempromosikan produk danmengembangkan networking.

Dengan mengusung tema ”Creative Innovation on Food Ingredients”, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, danPerikanan, Kemenperin Abdul Rochim mengatakan, pameran tersebut sangat penting bagi pengembangan industri makanan dan minuman nasional karena food ingredients merupakan salah satu elemen penting dalam produksi dan pengembangan produk makanan dan minuman. 

”Banyak sekali manfaat yang didapatkan dalam penggunaan food ingredients, di antaranya adalah meningkatkan umur simpan, memperkaya cita rasa, menjaga kestabilan mutu produk yang dihasilkan apabila digunakan dalam batas yang diizinkan,” sebutnya.

Menurut Rochim, pengembangan industri food ingredients akansemakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan industri pangan yang variatif sehingga mampu memenuhi selera dan keinginan konsumen baik dalam dan luar negeri. ”Pertumbuhan industri makanan dan minuman yang tinggi harus dibarengi dengan pengembangan industri food ingredients dalam negeri, sehingga kebutuhan industri kita dapat tercukupi,” jelasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER