MONITOR, Jakarta – Langkah nyata Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabarah Ahlussunah Wal Jamaah (JATMA ASWAJA), dalam berkhidmah untuk umat dan bangsa diwujudkan dalam tindakan nyata. Melalui Panen raya padi di Tegal ini, diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dari desa.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan, menyampaikan apresiasinya secara langsung kepada Maulana Habib Luthfi bin Yahya dan Sekjen JATMA ASWAJA, KH. Helmy Faishal Zaini, yang telah menginisiasi gerakan pertanian rakyat tersebut.
“Terima kasih kepada Abah habib dan Gus Helmy atas program PB JATMA ASWAJA ini yang membuat petani bisa panen 105 hektar” ucap Zulhas di Desa Kedung Jati RT 01/04, Warureja, Kabupaten Tegal.
Menurut Helmy, ketahanan pangan merupakan bagian dari amanah kolektif yang harus dikerjakan berbagai elemen bangsa. JATMA ASWAJA sebagai salah satu organisasi spiritual ikut andil secara langsung dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui panen raya padi hasil binaan organisasi.
“Ketahanan pangan bukan sekadar program pemerintah, tetapi amanah kolektif. JATMA ASWAJA hadir mendampingi petani agar mereka semakin mandiri, kuat secara ekonomi, dan memiliki akses pada teknologi pertanian yang lebih baik,” ujar Gus Helmy.
Ia menambahkan bahwa capaian panen raya padi tersebut adalah bukti bahwa pemberdayaan masyarakat dapat berjalan efektif ketika spiritualitas, kerja kolektif, dan strategi ekonomi berjalan bersama.
“Hari ini kita menyaksikan hasil kerja keras para petani binaan. Inilah buah dari ikhtiar bersama untuk menjadikan Indonesia kuat dari desa-desa. Semoga gerakan ini menjadi inspirasi bagi wilayah lain,” lanjutnya.
Program ketahanan pangan JATMA ASWAJA dirancang untuk memperkuat basis ekonomi umat dari akar rumput. Melalui pendekatan thariqah yang menekankan kedisiplinan, kejujuran, dan kebersamaan, para petani dibimbing tidak hanya dalam manajemen budidaya, tetapi juga dalam pengelolaan hasil panen, akses permodalan syariah, dan pemanfaatan teknologi pertanian yang lebih baik.
Panen 105 hektare ini menjadi sinyal bahwa kekuatan pangan nasional dapat dibangun dengan lebih cepat melalui gerakan yang berangkat dari komunitas keagamaan dan sosial yang terorganisir.
Gerakan ini sekaligus mengirim pesan bahwa spiritualitas tidak terpisah dari realitas ekonomi dan sosial. Jalan thariqah yang selama ini dipandang hanya fokus pada kesalehan pribadi, justru mampu melahirkan kemandirian ekonomi berbasis komunitas jika diarahkan secara tepat. JATMA ASWAJA berkomitmen melanjutkan pendampingan ke lebih banyak desa dan wilayah di Indonesia, sebagai kontribusi nyata untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan keberlanjutan ekonomi masyarakat.