Selasa, 5 Agustus, 2025

Marsma Fajar Gugur, DPR: Sosok Penting Hadapi Pelanggaran Wilayah Udara

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan, menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, yang gugur dalam insiden jatuhnya pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Ia mengatakan kepergian Marsma Fajar menjadi luka terdalam bagi dunia pertahanan udara.

“Secara pribadi maupun atas nama Komisi I DPR, kami sampaikan turut berduka cita atas wafatnya Marsma Fajar Adriyanto. Belasungkawa juga kami haturkan bagi keluarga almarhum dan keluarga besar TNI, khususnya TNI AU,” kata Junico, Senin (4/8/2025).

Seperti diketahui, Marsma Fajar meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8) pagi. Sementara kopilot Roni mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan.

Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan oleh Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot.

- Advertisement -

Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja, Bogor, pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Kemudian, pesawat hilang kontak dan ditemukan terjatuh.

Pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) tersebut dalam kondisi baik saat latihan dilakukan. TNI AU masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Menurut Junico, Marsma Fajar adalah sosok berdedikasi tinggi dalam dunia pertahanan udara Indonesia. Salah satu kontribusi penting almarhum yang dikenang adalah perannya dalam Insiden Bawean pada tahun 2003.

Saat itu, almarhum Marsma Fajar bertugas sebagai Komandan Satgas Hanudnas II yang mengomandoi langsung penghadangan terhadap dua jet tempur F/A-18 Hornet milik Amerika Serikat (AS) yang memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin.

“Beliau adalah tokoh penting dalam menghadapi pelanggaran wilayah udara oleh pesawat asing saat insiden Bawean. Itu menunjukkan dedikasi dan ketegasan beliau dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia,” terang pria yang kerap disapa Nico Siahaan itu.

Tak hanya di bidang pertahanan, Marsma Fajar juga dikenal luas dalam dunia penerangan militer. Saat menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), almarhum menjadi penghubung penting antara institusi militer dan masyarakat, termasuk dengan media massa.

“Beliau dikenal sebagai sosok yang ramah dan lucu di kalangan jurnalis, termasuk di lingkungan Komisi I DPR. Kami sangat kehilangan,” ujar Nico.

Anggota Komisi Pertahanan DPR yang bermitra dengan TNI itu menegaskan bahwa kepergian Marsma Fajar bukan hanya duka bagi keluarga dan TNI AU, tetapi juga kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Nico berharap dedikasi Marsma Fajar dapat dilanjutkan oleh para penerusnya.

“Kepergian Marsma Fajar bukan hanya kehilangan bagi keluarga almarhum dan TNI AU, tapi juga Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Jasa beliau besar bagi NKRI,” tutur Legislator dari Dapil Jawab Barat I tersebut.

Terkait insiden jatuhnya pesawat yang menewaskan Marsma Fajar, Nico berharap TNI AU melakukan investigasi menyeluruh.

“Kita harap ada investigasi mendalam sehingga bisa diketahui penyebabnya. Dan semoga menjadi evaluasi ke depan agar tidak lagi terjadi peristiwa semacam ini,” tutup Nico.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER