Sabtu, 21 September, 2024

Moderasi Beragama Basis Keharmonisan Beragama dan Berbangsa

MONITOR, Manado – Moderasi beragama merupakan basis perspektif yang harus dimiliki oleh setiap umat beragama dan warga negara Indonesia agar karakteristik keindonesiaan tetap terjaga dengan baik. Di antara karakteristik keindonesiaan itu adalah pluralitas atau keragaman dan religiusitas atau keberagamaan.

Demikian yang disampaikan oleh salah satu dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suwendi, M.Ag, yang tampil sebagai narasumber dalam kegiatan kuliah umum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado. Kegiatan yang diselenggarakan pada Jumat, 20 September 2024 yang dihadiri oleh pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado.

“Kedua karakteristik (keragaman dan keberagaman) ini melekat dan menjadi jati diri Indonesia, sehingga dengan demikian tidak perlu adanya asumsi untuk membangun unifikasi termasuk dalam beragama dan/atau menghilangkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.

Menurut pria kelahiran Indramayu sekaligus penulis buku “Moderasi Beragama dan Layanan Keagamaan” itu, moderasi beragama merupakan kebutuhan seluruh umat beragama, apapun agamanya, dan sekaligus warga negara Indonesia dari Sabang hingga Merauke. “Sebab, moderasi beragama menjadi pondasi dalam membangun keharmonisan kehidupan beragama dan berbangsa dalam konteks Indonesia yang berkarakter plural itu”, ungkap Suwendi.

- Advertisement -

Oleh karenanya, “Moderasi beragama itu sama sekali bukanlah proyek, tetapi perjuangan kita semua. Meskipun kementerian/lembaga tidak melakukan kebijakan penguatan moderasi beragama, misalnya, selaku sivitas akademika kampus patut untuk tetap menjadikan isu moderasi beragama ini menjadi bahan kajian akademik, riset, dan upaya dampingan kepada masyarakat secara nyata sebagai bagian dari implementasi tridarma pendidikannya”, tegas Suwendi sekaligus penulis tim Pidato Menteri Agama periode 2017-2023 lebih lanjut.

Penguatan moderasi beragama dalam konteks dunia kampus, menurut Suwendi, mendorong untuk penguasaan yang lebih mendalam bagi mahasiswa dan dosen terhadap literatur dan sumber-sumber kajian yang otoritatif, di samping memproduksi literasi moderasi beragama baik melalui buku maupun artikel yang terpublikasi melalui jurnal ilmiah, termasuk media digital.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado, Dr. Ishak W. Talibo, M.Pd.I, menyatakan bahwa diskusi tentang moderasi beragama menjadi sangat penting bagi IAIN Manado.

“Ini kesempatan yang luar biasa untuk mendalami moderasi beragama. Terlebih, IAIN Manado yang menekad diri sebagai kampus yang mengusung multikulturalisme. Bahkan, secara faktual memang kehidupan sosial dan keagamaan di lingkungan Manado itu sangat erat dengan keragaman ini. Untuk itu, penguatan pemahaman tentang moderasi beragama harus terus kita pupuk bersama”, ungkap sang Wakil Dekan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER