Jumat, 22 November, 2024

Catatan Dari Rusia Prof Rokhmin: Jadi Pemimpin Jangan Seperti Fir’aun

MONITOR, Jakarta – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, yang juga  anggota Dewan Pakar Majelis Nasional (MN)-KAHMI,  Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MSc. saat ini berada di Petersburg, Rusia. Dari Rusia, Prof. Rokhmin menyampaikan renungannya terkait janji (komitmen) Allah SWT bagi Muslim dan Muslimah yang beriman dan bertakwa kepada-Nya.

“Di dalam Al-Qur’an bertaburan janji (komitmen) Allah SWT bagi Muslim dan Muslimah yang beriman dan bertakwa kepada-Nya,” kata Prof. Rokhmin dalam rilis yang diterima Media, Senin (16/9/2024).

Ia lalu menyebutkan beberapa ayat Al-Qur’an tersebut, yang artinya:

  1. “Dialah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa …” (QS. Al-Hadid [57]: 4).
  2. “Dialah (Allah) yang menciptakan kamu, lalu diantara kamu ada yang kafir dan di antara kamu juga ada yang mukmin …” (QS. At-Tagabun [64]: 2)
  3. “Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan (dihidupkan kembali). Katakanlah (Muhammad), tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitahukan semua yang telah kamu kerjakan (di dunia). Dan, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. At-Tagabun: 7).
  4. “….Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.” (QS. At-Talaq [65]: 2).
  5. “Dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. …Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At- Talaq: 3).
  6. “…. Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (QS. At-Talaq: 4).
  7. …., barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS. At-Talaq: 5).
  8. “…Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan (takwa, amal saleh), niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya, dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Tagabun: 9).
  9. “Dan sekiranya penduduk suatu beriman dan bertakwa (keapda Allah), pasti Allah akan melimpahkan kepada mereka berkah (kemajuan, kesejahteraan, kedamaian, dan kedaulatan) dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami (Allah), maka Kami siksa mereka sessuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf [7]: 96).

Prof. Rokhmin yang juga anggota Dewan Pakar ICMI Pusat, lalu  memberikan catatan:

- Advertisement -
  1. Bila kita melihat ada orang kafir, munafik, atau orang yang menentang (berbuat maksiat) kepada Allah, tetapi kehidupan dunianya nampak sukses, seperti jabatannya tinggi, hartanya berlimpah, dan/atau popularitasnya menjulang (tersohor), maka, itu namanya ‘istidraj’, yakni Allah membiarkan (menguji) dia. Jika, dia tidak segera bertobat, maka Allah akan mengadzabnya di dunia ini atau di akhirat kelak.
  2. Takwa adalah mengerjakan semua perintah Allah, dan menjauhi setiap larangan-Nya. Perintah Allah itu bukan hanya berupa ibadah mahdhoh seperti shalat, puasa, dan haji. Tetapi, juga ibadah ghaira mahdhoh seperti membaca, menuntut dan mengamalkan ilmu, rajin bekerja, menolong sesama, senyum, sedekah, infak, menyingkirkan duri dari jalan, olah raga, tidak ada rasa dengki, tidak sombong, toleran dan hidup harmonis dengan non-Muslim, menjaga lingkungan hidup, dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
  3. Kenikmatan (rezeki) Allah yang diturunkan ke dunia hanya satu persen. Sisanya (99)-nya disediakan Allah di surga di akhirat kelak (Hadits Nabi Muhammad SAW).
  4. ” …Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa …” (QS. Al-Hujurat [49]: 13).
  5. Prof Muslim mengemukakan, bukan berarti Muslim yang beriman dan takwa tidak boleh jadi kepala negara. “Sangat dianjurkan, tetapi jangan jadi kepala negara (pemimpin) seperti Firaun (pembohong, zalim, dan penuh maksiat). Jadilah pemimpin yang capable, shidiq, amanah, fatanah, dan tabligh. Seperti Nabi Muhammad SAW, Khulafah Rasyidin, Umar bin Abdul Azis, Harun Al Rasyid, dan Muhammad Al Fatih (Sultan Mehmed II),” ujar Prof. Rokhmin.

Ia menambahkan, “Bukan berarti kita tidak boleh jadi orang terkaya. Sangat boleh. Tapi, jangan seperti  Qorun. Jadilah seperti  Abudrrahman bin Auf, Sayidina Utsman bin Affan.”

Terakhir, Prof. Rokhmin menegaskan, bukan berarti kita tidak boleh jadi llmuwan ataun teknokrat. “Harus jadi. Tapi, jangan seperti  Haman. Jadilah Ilmuwan atau teknokrat sperti Sayidina Ali bin Abi Thalib, Ibu Al Khawarizmi, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dan ilmuwan berkelas dunia dan iman taqwa kokoh lainnya,”  ujar Prof. Rokhmin Dahuri.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER