MONITOR, Jawa Barat – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Tanaman Pangan gencar melalkukan percepatan tanam dan antisipasi serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman padi. Terbaru, kegiatan tersebut dilakukan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (10/5).
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan selain terkenal dengan daerah wisatanya, ternyata Pangandaran merupakan daerah potensial penghasil padi di Provinsi Jawa Barat yang perlu mendapatkan perhatian guna menjaga produksi pangan nasional tetap aman.
Oleh sebab itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menghimbau agar lahan-lahan di Desa Sukanagara Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran yang sudah panen untuk segera ditanami kembali. “Sesuai arahan Bapak Menteri untuk yang sudah panen segera olah tanah dan ditanami, apalagi sekarang harga gabah sedang bagus jadi petani bisa menikmati hasil panennya” ujar Suwandi.
Pada kesempatan ini Direktur Jenderal Tanaman memberikan tips dalam upaya peningkatan produksi padi dengan pengembangan Indeks Pertanaman Padi 400 (IP 400), dengan cara ini petani bisa panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama “IP400 bisa dicapai dengan dukungan pengairan yang tersedia terus, benih super genjah berumur pendek, jarak panen ke tanam 10 hari, sistem culik jadi sebelum panen sudah semai duluan serta tidak kaku dengan penanaman berselang” jelas Suwandi.
Menyinggung masalah pupuk Suwandi menambahkan “Sekarang kuota pupuk subsidi sudah naik dua kali lipat, tentu saja ini semakin membuat petani menjadi lebih semangat lagi untuk menanam” tambah Suwandi.
Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Kab. Pangandaran, Yadi Gunawan yang memberikan dukungan serta menyambut baik kegiatan percepatan tanam ini “Kami dukung upaya Kementan, untuk bulan Mei ini kami targetkan tanam kembali 5000 ha, sebagian besar wilayah di Pangandaran sudah panen serempak jadi bisa langsung tanam serempak juga. Semangat rekan-rekan petani dan petugas lapang semuanya kita siap untuk terus kawal” pungkas Yadi.
Sementara itu Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa saat ini awal musim tanam sudah berlangsung dan pengendalian OPT harus dimulai sejak persemaian, bahkan sebelumnya “Mohon lakukan pencegahan sejak dini, dimulai dari olah tanah, sanitasi lahan, pemilihan bibit tahan hama penyakit, seed treatment dan pencegahan pada saat persemaian, sehingga pada saat proses pertanaman serangan hama penyakit bisa terkendali”
Masih dalam rangkaian kegiatan percepatan tanam dan antisipasi serangan OPT di Kec. Padaherang, tepatnya di Desa Paledah dilakukan gerakan tanam serentak pada hamparan seluas 20 ha. Serta pengamatan dan pengumpulan kelompok telur pada persemaian untuk mengantisipasi serangan hama penggerek batang padi. Rachmat pun menambahkan bahwa pengumpulan telur penggerek batang saat persemain ini sangat efektif karena 1 kelompok telur, jika menetas dapat menjadi sekitar 100 – 200 ulat penggerek. Jadi, pengendalian penggerek batang di persemaian ini dapat menyelamatkan ratusan hektar pertanaman. “Kumpulkan kelompok telur ini terus masukan dalam bumbung bambu konservasi sehingga nanti akan keluar musuh alami parasitoid yang efektif dalam mengendalikan hama penggerek batang di persemaian” pungkas Rahmat.
Koordinator Satuan Pelayanan BPTPH Wilayah V Tasikmalaya, Syarifudin menyampaikan kondisi serta kesiapan dalam mengamankan pertanaman dari serangan OPT di wilayah Kab. Pangandaran. “Memang di wilayah yang tadah hujan ini rawan hama penyakit seperti wereng, penggerek batang dan tikus namun kami siap dalam mendampingi serta memberikan bimtek pada petani dalam upaya pengamanan produksi padi dari serangan OPT. Untuk hama tikus kami akan dampingi petani dalam membuat rumah burung hantu, karena sudah banyak hasil positif dari rubuha ini secara swadaya” jelas Syarif.
Menindaklanjuti hal ini, Totong selaku ketua poktan Mekarsari, Desa Paledah, menyatakan siap membangun 6 unit rumah burung hantu secara swadaya.
Diakhir rangkaian kegiatan, dilaksanakan pertemuan dengan petani dan petugas lapang Kab. Pangandaran (PPL dan POPT) membahas upaya-upaya bersama seluruh stakeholder terkait dalam memaksimalkan potensi wilayah Kab. Pangandaran dalam mendukung pengamanan produksi tanaman pangan nasional serta bimbingan teknis pengendalian wereng batang coklat oleh Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT). Turut hadir perwakilan dari Perum Bulog Ciamis, dalam dialog siap menyerap gabah dari petani diwilayah Kab. Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, Garut serta Kota Banjar dan Kota Tasikmalaya sebanyak minimal 20 ribu ton gabah.