MONITOR, Lampung – Kementerian Pertanian terus menggenjot optimalisasi produksi padi untuk mendukung program swasembada beras. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian yang diwakili Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan Dedi Nursyamsi pada Rapat Koordinasi (Rakor) Upaya Khusus (Upsus) peningkatan produksi padi dan jagung 2023-2024 di Provinsi Lampung, Kamis (21/12/2023) yang sekaligus dilakukan penandatanganan komitmen antara Kementan dengan Kadis Kabupaten Kota dan Dandim se Lampung.
“Dunia sedang tidak baik baik saja dan kelaparan mengancam di berbagai penjuru dunia oleh karena itu Kementan ingin merancang Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045” kata Deddy.
Sementara itu Anggota Komisi IV DPR RI Hanan A Rozak mendukung penuh program upaya khusus peningkatan produksi padi dan jagung yang dilakukan Kementerian Pertanian di parlemen.
Politisi asal Lampung ini menjelaskan el nino yang terjadi sekarang menyebabkan kekeringan panjang di sentra-sentra pangan, ” Ini menjadi warning bagi Indonesia bahwa isu ancaman kelaparan memang nyata” kata Hanan.
Hanan mengapresiasi langkah cepat Kementerian Pertanian mengantisipasi dengan fokus meningkatkan produksi pangan seperti padi dan jagung di wilayah Lampung.
Berdasarkan data BPS tahun 2023 Lampung tercatat sebagai
Peringkat ke 6 penghasil padi terbesar se Indonesia dengan produksi 2,73 juta ton GKG dan Jagung peringkat 5 dengan produksi 1,1 juta ton PK
” Saya yakin dengan penambahan alokasi anggaran bantuan benih unggul padi, jagung alsintan pascapanen dan alokasi pupuk subsidi yang tepat, produksi padi dan jagung di provinsi Lampung bisa lebih meningkat”harapnya.
Terpisah,Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa Provinsi Lampung dengan luas baku sawah 362 ribu hektar dan luas panen 2023 sekitar 529 ribu hektar telah berkontribusi 1,56 juta ton beras menduduki peringkat 6 produsen beras nasional.
Kemampuan dan potensi produksi beras ini terus dipacu sesuai kebijakan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk fokus peningkatan produksi padi dan jagung.
“Berbagai strategi ditempuh peningkatan produktivitas dengan penerapan teknologi, juga peningkatan indek pertanaman (PIP)” jelas Suwandi di Jakarta. Di Lampung 121 ribu hektar dan perluasan areal tanam (PAT) 40 ribu hektar. ” Bahkan Lampung memiliki lahan rawa mineral di Kabupaten Tulang Bawang dan Mesuji untuk dioptimalkan memproduksi padi” tambahnya.
Lebih jauh ia menambahkan bahwa salah satu yang menarik adalah komitmen Kabupaten Lampung Tengah akan menerapkan pola IP400 pada 2024 kisaran 6.000 hektar, meningkat jauh lebih luas dibandingkan tahun sebelumnya. “Bahkan Lampung Tengah juga siap membangun perbenihan/ penangkaran padi insitu”
“Kreativitas, inovasi dan inspirasi terhadap hal hal yang baru diterapkan pada petani untuk meningkatkan produksi ini perlu disebarluaskan bagi daerah lainnya” harap Suwandi