MONITOR, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan, berdasarkan hasil survei, elektabilitas Partai Gelora saat ini sudah mencapai 4 persen atau memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
Karena itu, Anis Matta optimistis Partai Gelora akan lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Anis Matta dalam Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Jawa Timur di Developmental Basketball League (DBL) Arena, Surabaya, Sabtu, Jawa Timur (Jatim) (9/12/2023).
“Saya ingin memberikan kabar gembira kepada saudara-saudara bahwa, semua kesulitan kita sudah kita lalui. Dan alhamdulillah secara elektabilitas, kita sekarang on the way menuju threshold 4 persen,” kata Anis Matta.
Menurut Anis Matta, sumber keyakinan dirinya bahwa Partai Gelora akan melenggang ke Senayan, selain berdasarkan hasil survei adalah keyakinan pribadinya kepada Allah SWT.
“Bahwa Partai Gelora ini adalah partai kaumnya mustadh’afin, orang-orang tertindas atau orang-orang lemah. Dan Allah SWT telah menjanjikan, bahwa kaum mustadh’afin akan dijadikan pemimpin-pemimpin dan pewaris di bumi. Posisinya akan dikokohkan oleh Allah SWT,” katanya.
Partai Gelora, kata Anis Matta, sengaja didirikan untuk kaum mustadh’afin, bukan untuk orang-orang kaya. Hal itu bisa dilihat dari calon anggota legislatif (caleg) yang diusung Partai Gelora di Pemilu 2024 pada semua tingkatan.
“Kaum mustadh’afin ini akan ditolong dan diberikan rezeki oleh Allah SWT. Kaum mustadh’afin ini adalah sumber kemenangan kita,” katanya.
Anis Matta menegaskan, bahwa sumber keyakinan tersebut, merujuk pada sejarah perjuangan para nabi, termasuk zaman Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Dimana kesemuanya adalah mengangkat martabat kaum mustadh’afin.
“Contohnya adalah ketika Rasulullah SAW meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan di Ka’bah. Bilal itu seorang budak Quraisy. Bahkan untuk naik ke Ka’bah, Rasulullah minta Bilal naik ke pundak Abu Bakar dan Umar Bin Khattab,” katanya.
Artinya, kaum mustadh’afin ini diberikan tempat yang mulia dan akan diangkat harkat, serta martabatnya. Anis Matta menilai Partai Gelora menjadi tangga naik bagi kaum mustadh’afin untuk menjadi pemimpin di Indonesia.
“Jadi kita sekarang seperti berlayar di tengah laut, kita menghadapi banyak gelombang menuju sebuah pulau. Ini yang kita rasakan selama 2020 sampai 2023. Pulaunya sudah terlihat, tapi masih tertutup kabut. Anggap saja hasil survei itu sebagai kabut, tetapi kompas dan navigasi kita sudah benar. Dan Insya Allah kita lolos threshold,” katanya.
Anis Matta menyadari bahwa narasi Partai Gelora dianggap terlalu besar, dan terkadang tidak nyambung dengan keinginan dan realita masyarakat yang cenderung pragmatis, menginginkan agar kebutuhan sehari-hari mereka dipenuhi seperti sembako dan minyak goreng.
“Tapi saya yakin, pendapat itu akan berubah dan Partai Gelora akan mempunyai posisi kokoh di masyarakat. Insya Allah dalam waktu sisa 60 hari ini, kita akan mencapai target, termasuk di Jawa Timur,” katanya.
Anis Matta meminta kader Partai Gelora meniru pola perjuangan Hamas dalam melawan negara zionis Israel yang didukung Amerika Serikat, dengan memaksimalkan jumlah SDM dan amunisi yang terbatas.
“Jadi misalnya kalau dikasih 10 peluru, pastikan 10 tembakan itu mengenai dan tidak yang sia-sia, semuanya tepat sasaran. Jadi saya ingin saudara-saudara belajar dari Hamas, dimana yang dihadapi itu raksasa Israel yang di belakangnya ada Amerika yang terus menerus membantunya. Semua negara di dunia sepakat bahwa yang memenangi perang itu Hamas, bukan Israel,” katanya.