MONITOR, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sejak jauh hari telah mengingatkan masyarakat, untuk mewaspadai potensi kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah daerah. Pihaknya juga sudah menyiapkan skema bantuan air bersih untuk mengantisipasi, setidaknya dengan mendistribusikan 7,1 juta liter air bersih ke daerah yang mengalami krisis air bersih.
“Kita tiap hari ada bantuan yang kita kirim ke daerah-daerah. Jadi kalau boleh saya tampilkan visualnya, dari BPBD semua siaga, bupati/walikota semua siaga, so far sampai hari ini ada (bantuan air),” kata Ganjar, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, dikutip Selasa (15/08/2023).
Ganjar tidak memungkiri, ada sejumlah daerah yang saat ini kesulitan air bersih. Untuk itu ia meminta warga melapor, agar bisa segera mengirimkan bantuan air bersih.
“Memang ada dari teman-teman media menyampaikan di tempat ini kurang air, sebenarnya tinggal lapor saja biar nanti kita kirim, karena memang di daerah-daerah tertentu ya memang kurang air. Kita siapkan, kita minta kawan-kawan untuk selalu me-report secara rutin,” tuturnya.
Ganjar menjelaskan berdasarkan data akumulasi kebutuhan air bersih di kabupaten/kota, bantuan yang didistribusikan ada sekitar 7,1 liter yang bersumber dari banyak pihak.
“Distribusinya di semua daerah. Ini memang total desa terdampak kekeringan, Blora tertinggi, kemudian ada Grobogan. Jadi semua kita sampaikan dengan cara ini. Ini pola-pola distribusinya yang tiap hari kita lakukan,” jelas Ganjar.
Ia menambahkan antisipasi jangka panjang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pertama, menjaga dan merawat sumber-sumber mata air dengan memperbanyak menanam pohon. Kedua, pengelolaan sumber mata air juga harus dilakukan, dengan membuat saluran agar distribusinya mudah.
“Di beberapa titik ada sumur bor, yang lain kita bisa menampung dari air hujan. Maka rain harvesting-nya mesti dilakukan dengan peralatan. Seperti tandon-tandon yang ada di rumah itu juga bisa,” pungkasnya.