MONITOR, Depok – Sebanyak dua belas Persatuan Sepakbola (PS) yang bermarkas di Lapangan Godam, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok menolak keras adanya isu wacana bakal digunakannya lapangan kesayangan mereka untuk gelaran Mampang Fair.
Bukan tanpa alasan, mereka khawatir Mampang Fair dapat merusak lapangan yang belum lama ini direnovasi.
Pengawas Badan Pengelola Lapangan (BPL) Godam, Nursalim mengaku kaget menerima informasi dari salah satu ketua RW di Kelurahan Mampang, yang menyebut lapangan tersebut akan digunakan untuk event Mampang Fair.
“Pertama kali ya itu, saya mendapat telepon dari salah satu ketua RW, katanya lapangan mau dipakai buat Event Mampang Fair. Kaget dong saya, lapangan udah bagus begini masa mau dihancurkan,” kata Nursalim, dalam keterangan resminya kepada MONITOR, Sabtu (21/05/2022).
Nursalim yang juga mewakili kedua belas tim sepakbola di Mampang itu merasa keberatan, jika Lapangan Godam digunakan untuk event yang tidak berkaitan dengan olahraga, khususnya sepakbola.
“Kami, semua PS tidak ada yang setuju Event Mampang Fair dilakukan di Lapangan Godam. Sebagian bahkan ada yang mengancam akan membuat kerusuhan jika sampai acara tersebut dilakukan disini,” ujarnya.
Nursalim sedikit bercerita perihal Lapangan Godam, lapangan bersejarah yang kini telah cantik dipandang mata. Seluas lapangan itu diketahui kini telah hijau dengan rumput. Dia juga menduga adanya suatu kepentingan terkait politik.
“Tahun lalu, lapangan ini masih jelek. Tanahnya naik turun, rumputnya juga tinggi, tidak merata, ga ada tuh yang merhatiin. Nah sekarang udah bagus, mau dipake buat event? Rumput pasti rusak. Kalau sudah rusak siapa yang mau tanggung jawab?,” sambungnya dengan nada kesal.
Nursalim mengakui betapa beratnya mengelola dan menjaga lapangan agar tetap layak digunakan, mulai dari menjaga stabilitas layak lapangan, hingga koordinasi dengan 12 PS yang punya jadwal rutin penggunaan Lapangan Godam.
“Catat, setiap hari, mulai habis magrib hingga jam sepuluh atau sebelas malam, lapangan kami siram agar rumput tidak mati. Itu agenda rutin BPL setiap hari, ada yang perhatikan?,” ujarnya.
Menurutnya, selain merawat lapangan, ada hal yang lebih berat yang harus diterima BPL. Yaitu, koordinasi dengan 12 PS. “Kita tahu, kalau hujan lapangan tidak boleh digunakan. Itu berlaku bagi siapapun. Tapi terkadang, ada yang suka salah paham,” bebernya.
Selain merusak lapangan, Nursalim menduga adanya kepentingan diluar konteks yang ada.
“Infonya sih mau ada orang politik yang mau cari panggung disini. Meski baru info, tapi kami sepakat untuk menolak Event Mampang Fair dilakukan di Lapangan Godam ini,” pungkasnya.