MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Hotel Accor Group guna terus menggairahkan atau menaikkan kelas pangan lokal yang dapat menggeliatkan kembali perekonomian bangsa. Industri pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan mampu melakukan transformasi termasuk mengembangkan UMKM pangan lokal yang berperan sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional.
“Sinergi antar mata rantai usaha pariwisata dan ekonomi kreatif harus dioptimalkan dengan melakukan kemitraan usaha pariwisata dengan UMKM sektor ekonomi kreatif. Penguatan rantai pasok pun dilakukan untuk mempertemukan industri besar sebagai demand dan UMKM sebagai supply, harapannya hubungan ini bisa terus terjalin dan berkelanjutan,” demikian dikatakan Menteri Parekraf, Sandiaga Uno dalam Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propraktani yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Selasa (1/3/2022).
Selain itu, sambung Sandiaga, upaya menggairahkan UMKM pangan lokal juga untuk meningkatkan usaha yang bertujuan agar industri UMKM dapat memenuhi standar industri besar seperti kualitas, harga, distribusi, payment dan standar kebutuhan lainnya. Karena itu, ia meminta agar UMKM bisa menjadi komponen penting dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi covid 19 ini.
“Dan juga untuk mengatasi masalah bottle neck supply chain dengan syarat UMKM harus bertranformasi terlebih dahulu walaupun suasana pandemi hal ini bisa menjadi modal awal yang penting untuk naik kelas ke level yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan menuturkan selama masa pandemi covid 19 ini telah terjadi perubahan arah, yakni sekarang pangan lokal bergerak dengan baik dan petani semangat karena pasarnya menggeliat. Contohnya ekspor ubikayu dan produk turunannya tahun 2021 naik tinggi dibanding tahun 2020 dan secara makro, ekspor Indonesia jauh lebih tinggi dibanding impor dan kebutuhan akan produk ubikayu dalam negeri masih tinggi.
“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mapping sentra-sentra pangan lokal Indonesia pangan lokal. Pangan lokal tidak hanya diversifikasi produksi tetapi diversifikasi konsumsinya juga,” katanya.
Suwandi menambahkan aspek hilir juga penting, tidak hanya di sektor produksi saja. Oleh karena itu, Kementan memgucapkan terima kasih selama ini sudah dibantu Accor Group dalam pengembangan pangan lokal yang telah dilakukan bersama di beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Bali, Sulawesi Selatan dan daerah lain.
“Saya harap hal ini berlanjut hingga ranah internasional dengan bantuan Accor Group, kita lakukan ekspor pangan lokal melalui hotel-hotel group Accor di luar negeri,” ucapnya.
“Kami telah membuat konsep Roadmap Pertanian Indonesia untuk jangka panjang. Seluruh dunia akan membutuhkan sehat, untuk sehat membutuhkan makanan yang baik, untuk makanan yang baik hanya pangan lokal Indonesia yang bisa memberikan konstribusi untuk memenuhi hal tersebut. Maka konsepnya adalah Indonesia Feed The World yang akan terealisasi pada tahun 2045,” pinta Suwandi.
SVP Operations and Government Relations Accor Indonesia – Malaysia, Adi Satria mengatakan Hotel Accor Group memiliki total 5.200 hotel yang tersebar di 110 negara di seluruh dunia, sedangkan di Indonesia terdapat 132 hotel yang tersebar dari sabang hingga Merauke. Accor Indonesia memiliki program Rediscover Indonesia dimana mengajak para tamu hotel untuk mengapresiasi Indonesia dengan menonjolkan Destinasi, Kuliner, Seni, Budaya dan Kebugaran.
“Salah satunya dengan mendukung produk lokal, kami menggandeng mitra lokal UMKM dan berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian,” katanya.
Menurut Adi, dalam mendukung pengembangan pangan lokal, Accor Group telah melakukan kolaborasi dengan UMKM dan Kementerian Pertanian dalam berbagai upaya salah satunya yang dilakukan di Bandung pada bulan Mei 2021 lalu dengan memasukan olahan pangan lokal pada menu makanan di hotel seperti tepung mocaf, bandrek, bajigur dan sekoteng. Lalu ada juga program yang telah dilakukan di Hotel Phoenix Yogyakarta dengan mengangkat pengembangan pangan lokal dalam perspektif budaya, pariwisata dan pengembangan UMKM dengan meluncurkan produk Bung Karno Nuswantara Secret.
“Pada kegiatan ini kami bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan HanaRa. Kami sangat terbuka menerima produk oalahan pangan lokal untuk bekerja sama dengan kami, silahkan jika memiliki produk olahan pangan lokal dapat menghubungi hotel kami di daerah masing-masing,” jelasnya.
Hadir juga Hardadi, pemilik usaha singkong D-9 di Salatiga. Ia mengatakan dengan mengembangkan pangan lokal, usahanya tidak hanya fokus dengan produknya melainkan juga menggerakan perekonomian masyarakat sekitar dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan membuat system produksi, distribusi dan pemasaran dari hulu ke hilir. Selain itu, produk singkong D-9 kini sudah masuk ke dalam perhotelan bintang 4 dan 5 wilayah Yogjakarta sebagai pasarnya.
“Industri hospitality merupakan partner yang tepat dalam membantu mempromosikan makanan berbahan dasar pangan lokal yang dapat diolah secara tradisional maupun modern dengan terjadinya symbiosis mutualisme karena para wisatawan akan terkesan dapat menikmati sajian khas daerah dengan berbagai kreasi di tempat mereka menginap,” sebutnya.
Owner Mie Reshik Cap Dokar, Subeno mengungkapkan terjadi peningkatan ekonomi setelah bekerja sama dengan pihak Accor Group. Dimana awalnya mie olahan singkong hanya diketahui oleh beberapa golongan saja, namun saat ini mampu disajikan dan dikenal di semua kalangan bahkan menerima beberapa kunjungan baik lokal ataupun dari luar negeri yang tertarik untuk belajar mengenai Mie Reshik ini.
“Sehingga ini membuat perekonomian masyarakat di sekitar menjadi lebih baik dan juga meningkatkan perekonomian petani ubikayu atau singkong,” tuturnya.