Senin, 25 November, 2024

Pasta, Salah Satu Olahan Singkong yang Potensial

MONITOR, Jakarta – Dahulu masyrakat Indonesia biasa mengkonsumsi singkong dengan olahan sederhana seperti dikukus, direbus atau digoreng. Ubikayu atau singkong merupakan salah satu komoditas potensial yang ada di Indonesia.

Pada umumnya singkong dimanfaatkan sebagai pangan sumber karbohidrat yang memiliki fungsi efektif untuk menjaga daya tahan tubuh dan menambah energi karena sekitar 95% kalori dalam singkong berasal dari karbohidrat. Pemanfaatan singkong di Indonesia sejauh ini digunakan untuk industri tepung, industri pakan ternak dan konsumsi.

Namun, seiring perkembangan jaman terdapat perubahan preferensi konsumen yang menuntut lebih beragamnya variasi olahan – olahan singkong yang membuat difensifikasi produk olahan singkong sehingga dapat diterima seluruh cakupan konsumen di Indonesia.

Salah satu produk olahan yang potensial yaitu Pasta Singkong. Pasta Singkong merupakan Pasta dengan bahan dasar dari tepung singkong yang memiliki kelebihan tidak mengandung gluten dan sangat baik untuk penderita penyakit celiac dan sangat cocok untuk mendukung program diet.

- Advertisement -

Peneliti BB Pascapanen Dr. Endang Yuli mengungkapkan dalam WebinarSeries Propraktani Ditjen Tanaman Pangan bersama MSI (Mayarakat Singkong Indonesia) episode ke- 65 yang mengatakan, Pasta yang terbuat dari singkong saat ini memang pasarnya meningkat karena berbagai alasan, pertama memang ada kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan diet yang menggunakan pangan tidak mengandung gluten, kedua kelompok masyarakat yang sensitif pada gluten dan ketiga produk non gluten telah menjadi pilihan dan gaya hidup masyarakat.

Pada kesempatan yang sama Direktur PT RBTekno Jenny Widjaja mengatakan bahwa singkong juga dapat diolah dengan mudah menjadi berbagai bentuk pasta seperti macaroni, ravioli, fettucini dan spageti. Selain itu, singkong dapat diolah menjadi berbagai macam mie seperti mie pipih, mie keriting dan mie karet bahkan dapat diolah menjadi kulit pangsit.

Melihat peluang tersebut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menilai terobosan ini dapat diterapkan oleh UMKM sehingga akan berdampak besar pada hilirisasi produk olahan singkong.

“Kami berharap acara seperti ini akan menghasilkan output yang langsung dapat diterapkan oleh UMKM sehingga dapat tumbuh industri besar yang memiliki dampak pada hilirisasi produk olahan singkong,” ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi.

Selain itu terdapat dua sisi positif yang kita dapatkan yakni sisi menggerakan ekonomi lokal dan sisi menggerakan industri besar dalam rangka diversifikasi produksi dan diversifikasi konsumsi pangan lokal agar semakin baik.

Sesuai dengan kebijakan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada Cara Bertindak Kedua (CB-2) dari 5 cara bertindak 2020-2024 pembangunan pertanian,” tambahnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER