MONITOR, Jakarta – Jika tak ada aral melintang, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) dan keluarga akan tiba di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 10 November pukul 09.00 WIB. Kepulangan ini bisa menyudahi spekulasi isu yang berkembang selama ini. Para pendukung pun bersiap menyambut kedatangan HRS.
Rencana kepulangan Habib yang memprakarsai gerakan aksi 411 dan 212 ini juga mendapatkan sorotan beragam di masyarakat. Salah satunnya Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon. Fadli bahkan sampai meminta Menkopolhukam, Mahfud MD ikut menjemput HRS dan keluarganya. Karena Fadli menyebut Mahfud pernah mengupayakan kepulangan HRS sebelum menjadi Menteri.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab menilai, hak setiap orang untuk menyampaikan narasi dukungan atas kepulangan HRS. Tapi, narasi itu seharusnya disampaikan tanpa berlebihan dan sesuai porsinya.
“Karena HRS itu juga warga negara pada umumnya yang mudik ke kampung halaman, maka perlakukan beliau seperti orang pada umumnya saja, gak usah rame-rame jemput di Bandara, apalagi sampai minta negara hadir jemput. Saya yakin HRS juga gak mau, beliau juga kan udah bilang jangan ada yang jadi pahlawan kesiangan,” kata Fadhli melalui keterangan tertulis, Minggu (8/11).
Merujuk hal itu, menurut Fadhli, rencana kepulangan HRS harus ditempatkan sesuai porsinya dan proporsionalitas. Fadhli berharap elit politik dapat memberikan keseimbangan terhadap isu kepulangan HRS. Karena selain ada yang mendukung kepulangan itu, ada juga yang kontra terhadap kepulangan tersebut.
Di sisi lain, Analis politik asal UIN Jakarta ini juga mengingatkan, kepulangan HRS ini juga diharapkan dapat menjadi iklim yang sejuk terhadap stabilitas keamanan dalam negeri. Terlebih, saat ini seluruh masyarakat Indonesia masih dalam ancaman pandemi Covid-19.
“Jadi dimulai dari narasi elit. Enggak perlu membesar-besarkan (kepulangan HRS) sih saya kira. Berilah porsi secukupnya. Kepada elit, jangan banyak nonton Drakor (drama korea), kurang-kurangi nonton drakor supaya gak terlalu mendramatisir keadaan,” pungkas dia